Purna Warta – Olimpiade Paris yang bulan Juli mendatang ini akan diselenggarakan sudah menjumpai kontroversi. 2 invasi yang terjadi di Eropa dan Timur Tengah – invasi Rusia ke Ukraina dan invasi Israel di jalur Gaza – menyorot standar ganda yang dilakukan oleh Komite Olimpiade Internasional atau IOC dengan jelas sekali.
Baca juga: MBS Serukan Pengakuan Negara Palestina
Komite Olimpiade Internasional atau IOC yang berbasis di Swiss ini benar-benar menunjukkan kepada dunia standar ganda yang mereka miliki dalam hal politik. Kendati slogan dipisahkannya olahraga dari politik selalu digaungkan, namun dalam praktik, keduanya tak pernah terpisah.
Pada Oktober tahun lalu, IOC mengumumkan bahwa atlet Rusia dan Belarusia dilarang untuk ikut serta dalam Olimpiade Paris mendatang. Pelarangan ini dikhususkan untuk Komite Olimpiade Rusia atau perwakilan resmi Rusia. Para atlet Rusia masih bisa ikut serta dalam olimpiade ini dengan syarat netral atau tidak membawa bendera Rusia maupun menyanyikan lagu kebangsaannya.
Ada 2 hal yang membuat IOC memutuskan hal tersebut. Pertama, Rusia melanggar resolusi tidak mengikat PBB yang melarang peperangan di masa penyelenggaraan olimpiade. Kedua, Rusia melanggar integritas teritorial NOC atau Komite Olimpiade Nasional Ukraina.
Aksi ini memunculkan 2 pertanyaan besar. Pertama, mengapa Rusia tidak dikenai sanksi penuh? Kedua, bagaimana dengan Israel yang sudah lebih dari 3 bulan menggempur Gaza dan melakukan genosida?
Bulan November lalu, Jubir IOC mengatakan bahwa situasi unik yang ada di Ukraina terkait invasi Rusia tidak bisa dibandingkan dengan perang manapun di dunia.
Baca juga:Warisan Imam Khomeini: Bangkitnya Kaum Tertindas
Kedua negara sama-sama mengalami kerugian dalam banyak sisi, termasuk dalam sisi olahraga. Namun, apa yang terjadi di Palestina tampaknya lebih parah. Menurut Asosiasi Sepakbola Palestina, pasukan Israel sudah membunuh banyak atlet top mereka bahkan pelatih sepakbola olimpiade Palestina tak luput dari kejahatan mereka.
IOC kendati apa yang terjadi di Gaza, hingga kini tetap berdiam tak memberikan respon apapun. Israel benar-benar membunuh para atlit dan bahkan pelatih olimpiade serta mengambil alih atau menghancukan sarana-sarana olahraga. Dengan semua itu, tidak ada tindakan ataupun kecaman terhadap Israel dari pihak IOC.