Skandal Qatar-Gate: Ketika Zionisme Menggadaikan Harga Diri kepada Uang Arab

skandal

Purna WartaDi tengah kobaran api perlawanan di Gaza, saat anak-anak Palestina kehilangan keluarga, rumah, dan harapan karena bom-bom Zionis yang dijatuhkan tanpa jeda, sebuah skandal baru membongkar wajah asli rezim penjajah, yaitu korup, oportunistik, dan tak segan menjual kehormatan nasional kepada kekuatan asing, termasuk kepada mereka yang berpura-pura menjadi “teman” rakyat Palestina.

“Qatar-Gate” kini meledak di jantung politik Tel Aviv. Skandal ini mengungkap aliran dana dari pemerintah Qatar kepada lingkaran dalam Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, bukan untuk kepentingan diplomasi, bukan pula demi upaya mediasi, melainkan untuk menyokong mesin propaganda internal rezim Zionis dan mempercantik citra Qatar. Yang paling fatal adalah, Qatar menopang kekuasaan seorang pemimpin korup di tengah badai delegitimasi.

Laporan investigatif yang dipublikasikan oleh saluran resmi Israel, KAN pada Minggu (11/5), mengungkap bahwa uang dari pemerintah Qatar dialirkan melalui skema perusahaan bayangan dan jaringan konsultan internasional hingga mencapai lingkaran dalam Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Di antara mereka yang terseret adalah nama-nama beken, seperti Eliezer Feldstein (juru bicara Netanyahu), Jonathan Urich dan Srulik Einhorn (penasihat senior), serta pejabat intelijen Mossad yang tidak disebutkan namanya. Skema ini menyertakan nama-nama dari berbagai penjuru dunia, dari konsultan Amerika Jay Potlik, hingga pengusaha Israel Gil Birger (The Jerusalem Post, 2025).

Sebelumnya dana ini diklaim sebagai bagian dari “kampanye pencitraan Qatar” menjelang Piala Dunia 2022. Tapi penyelidikan lebih lanjut membongkar bahwa citra itu hanyalah kedok. Tujuan sesungguhnya adalah menopang kelanggengan kekuasaan Netanyahu di tengah badai krisis politik, demonstrasi massa, dan delegitimasi yang kian dalam di dalam negeri (Haaretz, 2025).

Normalisasi Bertopeng: Ketika Rezim Penjajah Dijual kepada Penawar Tertinggi

Skandal ini menyeret tidak hanya tokoh-tokoh elite politik, tetapi juga merobek tabir yang selama ini menutup rapat hubungan transaksional antara rezim penjajah dengan para “mitra regional” Arab. Bahwa uang dari Doha, sebuah negara yang secara formal tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, justru mengalir untuk mendanai aktor-aktor utama dalam jantung kekuasaan Tel Aviv, adalah pengkhianatan diplomatik yang telanjang (France 24, 2025).

Netanyahu boleh saja berdalih dan menempuh jalur hukum, sebagaimana dilaporkan oleh Anadolu Agency, namun data rekening bank, transkrip percakapan, dan rekaman suara yang diungkap publik memperlihatkan satu pola yang jelas bahwa Rezim Zionis bukan hanya korup, tapi juga rentan disuap, bahkan oleh negara-negara yang secara retoris menyebut diri sebagai pembela Palestina (Reuters, 2025).

Rekaman televisi Israel memperdengarkan pengakuan langsung Gil Birger tentang transfer dana kepada Feldstein. Bahkan Feldstein sendiri membenarkan. Urich dan Einhorn diduga kuat menerima dana serupa melalui perusahaan Perception. Tak satu pun dari mereka menyangkal keterlibatan, dan dua dari tiga kini telah resmi ditahan sejak 31 Maret 2024. Netanyahu sendiri dipanggil sebagai “saksi”, sebuah status hukum yang seringkali hanya menjadi selimut bagi keterlibatan lebih dalam (The Times of Israel, 2025).

Uang Kotor dan Kekuasaan Ilegal

Apa yang kini terkuak dalam Qatar-Gate memperlihatkan satu watak dasar rezim Zionis, kekuasaan yang dibangun bukan di atas legitimasi rakyat, melainkan hasil jual-beli opini dan dukungan internasional. Dari Washington hingga Doha, dari Brussels hingga Abu Dhabi, semua yang sanggup membayar bisa membeli pengaruh di Tel Aviv, bahkan bila pembayaran itu mengalir ke aktor-aktor Mossad sekalipun (The Guardian, 2025).

Sungguh ironi yang pahit, sementara rakyat Palestina dibombardir, diblokade, dan dikurung dalam penjara raksasa bernama Gaza, para penguasa yang mengklaim membela Palestina justru membiayai propaganda rezim penjajah dari balik meja-meja perundingan.

Poros Perlawanan Menatap Lebih Dalam

Qatar-Gate bukan akhir. Skandal ini hanyalah pembuka bab dari rangkaian panjang kolusi Arab-Zionis yang selama ini ditutup dengan jargon “perdamaian” dan “mediasi”. Ini adalah bukti nyata bahwa proyek normalisasi bukanlah jembatan damai, melainkan lorong gelap menuju pengkhianatan.

Rezim Zionis tak hanya menjajah Palestina. Ia juga menjarah legitimasi negara-negara Arab dengan kekuatan uang. Dan para penguasa Arab yang rela menjadi bagian dari proyek kotor ini, bukan sekadar pengecut, mereka adalah antek dalam proyek kekekalan kolonialisme.

Di balik Qatar-Gate mengalir setiap sen dolar yang dikirim ke Tel Aviv, ada darah anak-anak Gaza yang mengering. Dan di balik setiap kampanye pencitraan yang didanai Doha, ada propaganda penjajahan yang terus merongrong fondasi keadilan dan kemanusiaan.[]

 

Oleh: Muhlisin Turkan

Daftar Referensi

1. The Jerusalem Post. (2025). ‘Qatargate’ scandal: Investigation team traces money trail back to Doha
2. Haaretz. (2025). Israeli Security Officials Suspect Two Qatargate Figures Worked for Qatari Intelligence
3. France 24. (2025). What is the ‘Qatargate’ scandal roiling Israel?
4. Reuters. (2025). Israel’s Netanyahu summoned to give testimony in Qatar probe
5. The Times of Israel. (2025). Report: Court extended PM aides’ remand after seeing Qatargate-linked financial docs
6. The Guardian. (2025). Is Qatargate a scandal too far even for Benjamin Netanyahu?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *