Purna Warta – Situasi di Haiti sangat mengerikan, 3 juta anak-anak membutuhkan bantuan kemanusiaan di tengah kekerasan yang terus berlanjut, kata ketua Unicef. Catherine Russel Ketua Unicef mengatakan bwha situasi di Haiti sangat menckam dan semakin bertambah parah tiap harinya. Ia mengatakan dalam sebuah pertemuan dengan dewan keamanan PBB bahwa banyak pelayanan penting sudah tak lagi beroperasi di beberapa daerah.
Baca juga: Negara-Negara Afrika Menekan Program Baru Anti Teroris
Sementara itu, dewan presiden transisi masih belum menjabat secara resmi. Perdana Menteri Haiti Ariel Henry yang baru pulang dari Kenya terpaksa pergi menuju Karibia karena bandara sudah dikuasai oleh geng. Bulan lalu, ia mengatakan akan mundur dari jabatan jika dewan presiden transisi sudah dibentuk. Akan tetapi dewan tersebut yang beranggotakan 9 orang sampai sekarang belum diambil sumpahnya.
Di sisi lain, para geng meskipun mengklaim hanya bertujuan untuk menggulingkan perdana menteri, mereka terus menyerang aparat keamanan. Mereka juga menjarah universitas-universitas dan perpusatakaan, membakar apotek dan memaksa penutupan rumah sakit pusat.
Kelompok non-pemerintah menyebutkan bahwa kelompok bersenjata atau geng kini mengendalikan sekitar 90 persen dari Port-au-Prince ibukota Haiti. Menurut uniceg terdapat sekitar 2,7 juta orang yang tinggal didaerah yang dikuasai geng. Anak-anak tak jarang menjadi sasaran kekerasan mereka.
Catherine Russel mengatakan bahwa setiap harinya anak-anak di sana dilukai atau bahkan dibunuh. Sebagian direkrut atau terpaksa bergabung dengan mereka karena tak punya pilihan lain. Data Unicef menunjukkan bahwa sekitar 30 sampai 50 persen geng-geng yang ada di Haiti memiliki anggota dari anak-anak, ujarnya.