Purna Warta – Pada hari Rabu lalu, Presiden Palestina Mahmud Abbas mengumumkan hari berkabung akibat terbunuhnya Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh akibat serangan yang ia sebut sebagai serangan pengecut. Faksi-faksi Palestina mengumumkan mogok massal dan menyeru untuk melakukan unjuk rasa di Pesisir Barat setelah pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran.
Baca juga: Lebih Dari 30 Tewas Dalam Serangan Teroris di Somalia
Faksi-faksi dan warga Palestina yang bersatu untuk berkabung terhadap pemimpin Hamas ini menjadi momen langka persatuan Palestina, lapor Times Of Israel. Mahmud Abbas Presiden Palestina tak lupa menyampaikan belasungkawa atas peristiwa yang menimpa pemimpin Hamas tersebut.
Akan tetapi, ucapan belasungkawa Mahmud Abbas tidak diiringi dengan aksi nyata. Disaat ribuan orang menghadiri iring-iringan jenazah Haniyeh di Iran dan ribuan lainnya menghadiri pemakamannya di Doha, Qatar, Presiden Palestina ini tidak menghadiri pemakaman tersebut, melainkan ia hanya mengirimkan perwakilan saja.
Perilaku Mahmud Abbas ini menuai kecaman dari banyak pihak, mengingat Presiden Palestina ini menghadiri secara langsung pemakaman mantan presiden Israel Shimon Peres yang meninggal pada tahun 2016 lalu.
Baca juga: [FOTO] – Warga Indonesia Demo Depan Kedubes AS, Kutuk Pembunuhan Ismail Haniyeh
Pada tahun 2016 lalu Mahmud Abbas juga mendapatkan kritik dari banyak pihak, namun otoritas Palestina menyampaikan bahwa ia tidak memiliki penyesalan apapun telah menghadiri pemakaman Shimon Peres.
Perdana Menteri Israel yang sekarang Benjamin Netanyahu bahkan di saat itu menjabat tangan Mahmud Abbas dan berbicara sejenak sebelum acara dimulai. Hal ini menunjukkan sikap mencurigakan Mahmud Abbas.