Purna Warta– Rusia mengumumkan minggu ini bahwa hubungan bilateral antara Rusia dan Cina sudah hampir sepenuhnya bebas dari dollar. Rusia dan Cnia dengan hal ini menunjukkn determinasi mereka untuk mengurangi ketergantungan mereka dengan sistem ekonomi Amerika.
Menurut Responsible Statecraft selain mengurangi kebutuhan terhadap mata uang barat, dedolarisasi ini memungkinkan Rusia dan Cina menghindari sejumlah sanksi. Beberapa sanksi yang dijatuhkan ke Moskow dan Beijing dengan adanya hubungan bilaterla semacam ini bisa diatasi.
Baca juga: Dana Bantuan Ukraina Banyak Dicuri, Kata Pejabat Prancis
Bulan lalu, Wakil Perdana Menteri Rusia dan Menteri Perdagangan Rusia mengummkan bahwa Rusia dan Venezuela sedangkan mendiskusikan penggunaan mata uang digital. Hal itu demi menghindari interfensi barat dalam transaksi kedua negara.
Sanksi barat memperkuat hubungan antara Rusia dan Cina dan berkontribusi terhadap peningkatan sebanyak 26 persen dari transaksi kedua negara. Tahun ini sendiri, tranksaksi kedua negara mencapai 240 miliar dollar. Cina juga kini menjadi konsumen terbesar minyak Rusia.
Rusia sendiri menggelontorkan miiliar dollar untuk menghindari sanksi barat dengn membangun rute dagang baru di Asia. Mereka membangun rute dari Rusia menuju Kyrgyzstan melalui Laut Kaspia dan dari Belarus ke Pakistan. Ide tahun 2000 juga kembali mereka jalankan untuk membangun jalur kereta yang menghubungi Rusia dan Samudra Hindia melalui Iran.
Setelah tertunda selama satu tahun, Rusia memberikan pinjaman kepada Iran sejumlah 1,3 miliar euro untuk membangun rel kereta di bagian Iran untuk menyelesaikan rencana tersebut. Sergei Ivanov perwakilan presiden Rusia di bidang ekologis menyebut bahwa koridor Iran tersebut akan memberikan Rusia akses ke Teluk Persia dan menghindari sanksi sepenuhnya.