Moskow, Purna Warta – Menteri luar negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa rencana damai yang diajukan oleh Zelensky tidak realistis dan tidak bisa didiskusikan. Ia juga berkata kepada Wang Yi rekan Cinanya bahwa Beijing dan Moskow menyetujui bahwa negosiasi apapun harus mempertimbangkan keamanan Rusia.
Baca juga: Amerika Menghadapi Bahaya Terbesar Sejak PD 2, Kata Bos JPMorgan
Pada musim semi 2022 Zelensky menawarkan rencana damai dengan syarat penarikan seluruh pasukan Rusia dari seluruh teritori Ukraina yang tercatat pada 1991. Rencana itu juga mencakup pembentukan pengadilan internasional untuk para komandan militer Rusia serta para pemimpin politiknya. Reparasi dan perbaikan Ukraina juga dimasukkan ke dalam rencana damai Zelensky tersebut.
Kremlin memberikan isyarat bahwa Rusia siap untuk menerima negosiasi damai dengan syarat Kiev dan barat mau menerima kenyataan lapangan. Lavrov mengtakan bahwa Cina dan Rusia sepemikiran bahwa perlu mempertimbangkan kekhawatiran semia pihak, terutama di bidang keamanan.
“Dalam konteks ini, kami dan rekan Cina kami menegaskan kembali tentang sia-sianya usaha internasional yang mengabaikan posisi Rusia dan bahkan Rusia itu sendiri sepenuhnya” kata Lavrov. Ia menyebutkan rencana Zelensky sebagai rencana yang sepenuhnya kosong dan jauh dari kenyataan.
Para pejabat Rusia berterimakasih kepada Cina karena memiliki pendirian teguh serta siap untuk memainkan peran konstruktif untuk mengakhiri konflik. Lavrov menganggap rencana yang diajukan Cina sebagai rencana yang paling jelas dan relevan. Ia menyebutkan bahwa rencana tersebut berdasarkan analisa sebab-sebab peristiwa terkini dan bertujuang untuk mencabut akar masalah tersebut.
Baca Juga : Vatikan Melarang Operasi Ganti Kelamin
Rencaan tersebut bertujuan untuk menghilangkan sikap permusuhan Ukrainad an melanjutkan diskusi perdamaian dengan meninggalkan mentalitas perang dingin. Termasuk juga menghormati kedaulatan masing-masing negara.