Purna Warta – Lebih dari 100 orang tewas dan ratusan lainnya masih terjebak di dalam sebuah tambang emas ilegal terbengkalai di dekat kota Stilfonstein, Johannesburg barat daya.
Baca juga: Ketergantungan Pada AI Berpotensi Merusak Kemampuan Berpikir Kritis Generasi Muda
Penambangan ilegal menjadi salah satu hal yang lumrah terjadi di Afrika Selatan, khususnya daerah-daerah yang kaya akan emas dimana perusahaan-perusahaan emas meninggalkan tambang-tambang mereka karena dinilai kurang menguntungkan.
Tambang-tambang emas tersebut kendati terbengkalai masih mengandung sedikit emas di dalamnya yang akhinya menjadi sumber pemasukan banyak warga lokal. Statusnya yang ilegal membuat banyak para penambang ilegal melakukan kejar-kejaran dengan para penegak hukum.
Salah satu kasus yang sedang terjadi adalah kasus di tambang dekat kota Stilfonstein ini. Polisi memutus pasokan makan dan minum mereka demi memancing mereka keluar. Polisi bahkan bertindak lebih jauh dengan memutus tali-tali jalan keluar mereka satu-satunya dan memaksa mereka keluar dengan bantuan polisi.
Salah satu menteri mengatakan bahwa tujuan pengepungan itu adalah memancing mereka keluar dan pemerintah tidak akan mengirim bantuan karena mereka adalah kriminal. Pemerintah Afrika Selatan menghadapi kritik dari banyak pihak karena tindakan tidak manusiawi dengan memutus suplai makanan dan minuman. Pada Desember lalu, kelompok HAM mengajukan tuntutan kepada pengadilan untuk bisa mengirimkan makanan dan minuman pada para penambang. Hasil berakhir pada kemenangan kelompok HAM dan suplai makanan, minuman dan obat-obatan kembali diberikan kepada para penambang.
Namun, sudah beberapa bulan pengepungan ini berjalan hanya sedikit yang beranjak keluar dari dalam tambang. Lebih dari 100 orang tewas akibat dehidrasi dan kelaparan serta ratusan orang lainnya masih terjebak di dalam tak mau keluar takut ditangkap, ujar kelompok yang mewakili para penambang ilegal itu.
Baca juga: Analisa: Apakah Amerika Akan Menjadi Soviet Jilid Dua?
“lebih dari 500 orang masih terjebak” ujar kelompok itu.
Sabelo Mnguni, Juru Bicara Komunitas Terdampak Penambangan mengatakan pada AP bahwa hp yang diambil dari tambang menunjukkan video puluhan kantong plastik berisi jenazah para penambang ilegal.
Mnguni mengatakan bahwa minimal ada 100 orang yang meninggal di tambang tersebut sejak polisi melakukan operasi pengepungan pada bulan November lalu untuk memaksa mereka keluar.