Purna Warta – Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan kekhawatirannya terhadap peningkatan tensi dan eskalasi di Timur Tengah pada Presiden Suriah Bashar Assad pada hari Rabu lalu, lapor layanan pers resmi kepresidenan Rusia.
Kunjungan Assad ke Rusia terjadi ditengah laporan bahwa Moskow bisa saja menjadi mediator untuk meredakan ketegangan antara Suriah dan Turki. Hubungan antara Damaskus dan Ankara sejak 12 tahun terakhir cukup buruk.
Baca juga: PM Bangladesh Dikecam Akibat Menangisi Stasiun Metro
Dalam pertemuan pertama kedua kepala negara sejak Maret tahun lalu itu, Putin mengatakan pada Assad bahwa kekhawatirannya adalah meningkatnya eskalasi di Timur Tengah.
“ini juga mencakup Suriah secara langsung” ujar Putin.
Pemimpin Rusia ini menyampaikan pada Presiden Suriah itu bahwa “ada juga banyak isu yang dibahas terkait perdagangan dan kerjasama ekonomi”.
Bashar Assad menjawab, mengatakan bahwa meskipun Rusia dan Suriah sudah melewati banyak ujian-ujian sulit dalam satu dekade terakhir, namun hubungan kedua negara tetap saling percaya satu sama lain.
“Melihat semua peristiwa yang terjadi di dunia secara umum dan di wilayah Eurasia kini, pertemuan kita hari ini tampaknya sangat penting untuk mendiskusikan rincian perkembangan peristiwa-peristiwa ini, untuk mendsikusikan segala prospek dan skenario yang mungkin terjadi” ujar Assad pada Putin.
Dmitry Peskov mengatakan bahwa rekonsiliasi antara Suriah dan Turki adalah penting, baik untuk meredakan konflik politik di Suriah maupun kestabilan regional. Peskov juga mengomentari pernyataan Erdogan yang siap untuk bertemu Assad di Moskow bulan depan, mengatakan bahwa membangun kontak antara Turki dan Suriah ada dalam agenda Moskow.