Purna Warta – Para pemimpin Eropa khawatir bahwa struktur keamanan pasca Perang Dunia 2 Eropa jika tidak ada bantuan Amerika akan runtuh suatu saat, lapor Politico mengutip dari sumber resmi Uni Eropa.
Rasa ketidakpastian dan pesimisme di kalangan para pendukung Ukraina dari negara-negara Eropa khususnya di bidang keamanan terus bertambah besar sejak Presiden Amerika, Donald Trump dikabarkan menghentikan pengiriman senjata ke Kiev pada hari Senin lalu.
Baca juga: Kremlin: Program Nuklir Iran Akan Menjadi Topik Diskusi Rusia-Amerika Berikutnya
“Anggaran pertahanan akan menjadi sebuah anggaran tetap” ujar seorang diplomat Uni Eropa kepada Politico. “Kita telah mematikan matahari dan kini untuk kehangatan kita harus membayarnya setiap hari. . . Setiap hari kalian akan diharuskan untuk membayar amunisi, setidaknya beberapa tahun sampai Trump mati”.
Para pejabat tinggi di Uni Eropa, Inggris dan Ukraina sebelumnya menyampaikan rasa frustrasi mereka usai Trump mengadakan pembicaraan langsung dengan Rusia serta secara publik mencaci maki Presiden Ukraina Zelesnky yang sebelumnya bahkan ia sebut-sebut sebagai seorang diktator.
Menurut Politico, beberapa pejabat negara-negara Uni Eropa khawatir bahwa respons Uni Eropa terhadap Trump akan berakhir buruk. Diplomat-diplomat Uni Eropa juga dilaporkan memiliki kekhawatiran bahwa kelompok-kelompok pro-Rusia yang dipimpin oleh Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban akan mampu menghalangi bantuan untuk Ukraina.
Baca juga: 1,5 Miliar Dolar Untuk Hanya 32 Kasus Sejak 2002, Apakah Pengadilan Internasional ICC Efisien?
Viktor Orban bersama dengan Robert Fico, Perdana Menteri Slovakia mendesak Brussels untuk membatalkan bantuan militer cuma-cuma ke Ukraina dan menyarankan solusi diplomatis terhadap konflik tersebut. Dilaporkan bahwa Hungaria menolak perjanjian melanjutkan pengiriman senjata ke Ukraina.
Di tempat lain, Rusia menyambut baik dimulai kembalinya negosiasi dengan Amerika, sembari menegaskan bahwa sebesar apapun bantuan dan suplai negara-negara barat, mereka tidak akan mampu mencegah Rusia meraih target-target militernya.