Purna Warta – Polandia membatalkan negosiasi dengan Ukraina terkait impor makanan setelah sejumlah utusan Ukraina diduga terjaring kasus korupsi.
Negosiasi itu mulanya direncanakan akan diadakan pada 14 Mei demi menangani keributan berskala besar antar petani. Para petani Polandia banyak yang mengeluh dan bahkan melakukan protes karena harga barang-barang impor yang lebih murah dan membuat persaingan menjadi tidak sehat.
Baca juga: Cina Memenangkan Penawaran Eksplorasi Minyak di Irak
Terkait pembatalan tersebut Michal Kolodziejczak menyampaikan kepada The Dziennik Gazeta Prawna bahwa “Warsaw tidak akan bernegosiasi dengan orang-orang yang terjaring korupsi”. Kolodziejczak tidak menyebutkan nama secara spesifik, namun pernyataan tersebut disampaikan menyusul mundurnya Menteri Pertanian Ukraina Nikolay Solsky. Solsky bulan lalu didakwa oleh Biro Anti-Korupsi Ukraina karena mengambil alih tanah negara secara ilegal.
Sampai sekarang belum jelas kapan negosiasi kedua negara yang berikutnya akan diadakan ujar Kolodziejczak. Ia mengakui bahwa Kementerian Pertanian Polandia gagal dalam menyelesaikan masalah-masalah petani lokal dan mengakui bahwa situasi sekarang tidaklah mudah.
Protes para petani sudah terjadi sejak Februari lalu dimana usaha agrikultur lokal menuntut pembatasan atau pelarangan produk impor murah dari Ukraina. Para petani juga menuntut bantuan lebih banyak di bidang peternakan. Mereka juga memprotes kebijakan Green Deal yang membatasi produksi demi mengurangi emisi karbon.
Baca Juga : Sumber Ketidakstabilan dan Ancaman Terorisme di Afghanistan adalah Amerika Serikat
Ukraina merespon Polandia yang membatalkan negosiasi ini dengan menyebut bahwa Kolodziejczak bertingkah aneh dalam pertemuan sebelumnya pada bulan Maret. Ukraina mengatakan bahwa ia terus menerus keluar masuk ruangan, memeriksa teleponnya dan secara verbal menyerang utusan Ukraina. Ulahnya itulah yang menghambat tercapainya kesepakatan.