Persatuan Perawat AS Unjuk Rasa Tolak Revisi Pedoman Covid-19 Terbaru

Persatuan Perawat AS Unjuk Rasa Tolak Revisi Pedoman Covid-19 Terbaru

Washington, Purna Warta – Persatuan Perawat AS (NNU), serikat pekerja terbesar yang mewakili perawat di negara itu mengecam Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS atas rekomendasi barunya untuk melonggarkan pemakaian masker dalam pedoman Covid-19 terbaru. Mereka mengatakan bahwa keputusan tersebut mengancam kehidupan perawat, pasien dan pekerja garis depan lainnya.

Pekan lalu CDC mengatakan bahwa mereka yang telah divaksinasi penuh terhadap COVID-19 dapat dengan aman pergi ke banyak tempat tanpa masker dan berhenti mengisolasi diri secara sosial.

Baca Juga : Diduga Setelah Vaksin, Seorang Pemuda dan Lansia Meninggal Dunia

Direktur Eksekutif NNU, Bonnie Castillo dalam sebuah pernyataan mengatakan, “Panduan CDC terbaru ini tidak didasarkan pada sains, tidak melindungi kesehatan masyarakat dan mengancam nyawa pasien, perawat, dan pekerja garis depan lainnya di seluruh negeri.”

“Sekarang bukan waktunya untuk melonggarkan langkah-langkah perlindungan, dan kami sangat marah karena CDC telah melakukan hal itu sementara kami masih berada di tengah-tengah pandemi paling mematikan dalam satu abad ini.”

Menurut CDC, AS sebagai negara yang sebelumnya paling parah terkena dampak COVID-19 dapat menjalani hidup normal kembali. Lembaga tersebut mengatakan bahwa orang yang telah divaksinasi dapat berpartisipasi dalam kegiatan di dalam dan di luar ruangan baik besar maupun kecil tanpa mengenakan penutup wajah atau menjaga jarak.

Tetapi serikat perawat AS membalas bahwa CDC perlu untuk sepenuhnya mengenali transmisi aerosol dan memperbarui pedoman COVID-19 dengan memprioritaskan langkah-langkah yang dapat mencegah dan mengurangi transmisi aerosol.

Pelonggaran tiba-tiba untuk pemakaian masker dalam pedoman kesehatan federal minggu ini telah membingungkan masyarakat Amerika Serikat. Berbagai pihak mengatakan bahwa detail pedoman itu membingungkan.

Beberapa orang di AS mempertanyakan perubahan panduan CDC yang tiba-tiba tersebut. Mereka bertanya-tanya apakah perubahan panduan terbaru benar-benar aman karena pemakaian masker saat ini telah menjadi hal normal dalam kehidupan di Amerika Serikat seperti negara lain.

Gubernur New York Andrew Cuomo dan Walikota NYC Bill de Blasio dengan cepat menolak gagasan tersebut. Mereka menolak untuk mengikuti revisi pedoman Covid-19 federal untuk tidak memakai masker, sedangkan orang-orang masih mencari tahu apa yang harus mereka lakukan agar tetap sehat.

Beberapa orang Amerika mengatakan pedoman federal yang baru meninggalkan lubang yang tidak dapat dihindari karena tidak ada sistem di AS yang memeriksa siapa yang telah divaksinasi dan siapa yang tidak.

Mereka mengatakan dengan adanya saran tersebut, tidak ada jaminan bahwa orang yang tidak divaksinasi tetap akan memakai masker. Hal ini berpotensi menimbulkan risiko bahwa COVID-19 akan terus beredar.

Kepala CDC, Dr. Rochelle Walensky menegaskan kembali validitas pedoman pemakaian masker dan mengklaim bahwa tindakan tersebut tidak bermotif politik.

Baca Juga : Warga Meninggal Setelah Suntik Vaksin AstraZeneca, Ini Tanggapan Anies

“Vaksin benar-benar efektif. Mereka bekerja dalam populasi seperti yang mereka lakukan dalam uji klinis,” kata Walensky.

Kepala CDC menambahkan bahwa agen federal AS tidak akan memantau mereka yang menerima vaksin sepenuhnya. Menurutnya mereka akan memprioritaskan sumber dayanya dengan lebih baik.

Serikat perawat AS mengatakan, “Hal ini berarti CDC tidak lagi melacak data yang diperlukan untuk memahami apakah vaksin mencegah infeksi asimtomatik/ringan, berapa lama perlindungan vaksin dapat bertahan, dan untuk memahami bagaimana varian memengaruhi perlindungan vaksin.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *