Purna Warta – Beberapa waktu lalu penemu dan CEO Telegram Pavel Durov ditangkap di Bandara Paris-Le Bourget. Durov dituduh menyediakan platform online yang digunakan oleh geng-geng kriminal untuk melakukan aksi kriminalnya dan menolak untuk bekerjasama dengan para penyidik.
Baca juga: Pimpinan Salah Satu Media Rusia Menuntut BBC
Dmitry Peskov Jubir Kremlin mempertanyakan sikap Prancis tersebut dengan menunjuk keanehan mereka menyalahkan Durov akibat kejahatan yang dilakukan orang lain melalu platformnya.
“Memang betul bahwa teroris menggunakan Telegram sebagai jaringan mereka. Tapi bukankah teroris juga menggunakan mobil. Mengapa mereka tidak menangkap CEO Renault atau Citroen?” ujar Peskov.
Pavel Durov, pebisnis Rusia-Prancis ini ditangkap di Bandara Paris-Le Bourget pada 24 Agustus lalu dan dibebaskan bersyarat beberapa hari kemudian. Ia mendatpatkan 12 macam dakwaan termasuk ikut serta dalam mendistribusikan pornografi anak-anak, obat-obatan terlarang, pencucian uang dan lainnya.
Dakwaan tersebut muncul dari tuduhan bahwa aturan longgar Telegram membuat maraknya penggunaan platform tersebut oleh para kriminal untuk melakukan aksi atau membuat jaringan.
Pavel Durov mengeluarkan pernyataan di Telegram dan menyebut bahwa tuduhan-tuduhan itu mengejutkan.
“Jika sebuah negara tidak bahagia karena layan internet, praktik yang berlaku adalah melayangkan gugatan hukum terhadap penyedia layanan tersebut” tulis Durov.
“Menggunakan undang-undang dari masa sebelum smartphone untuk mendakwa seorang CEO atas kejahatan pihak ketiga yang dilakukan melalui platformnya adalah sebuah pendekatan yang keliru” lanjutnya.
Baca juga: Argentina Mendesak ICC Untuk Mengeluarkan Surat Perintah Penangkapan Maduro
“Membangun teknologi itu sendiri sulit. Tidak akan ada orang yang akan membuat teknologi baru jika ia tahu bahwa ia akan bisa didakwa atas penyalahgunaan alat tersebut oleh orang lain di kemudian hari”