Dakar, Purna Warta – Presiden Senegal Macky Sall sebelumnya memicu emosi warga dengan menunda pemilu Senegal menjadi bulan Desember. Perbuatan itu secara tak langsung memperpanjang masa jabatannya dan dianggap sebagai kejahatan konstitusional oleh sejumlah pihak. Rencananya kini dibatalkan oleh dewan konstitusi.
Baca Juga : Cina Menuntut Amerika Untuk Mencabut Sanksi Illegal Terhadap Mereka
Macky Sall sebelumnya berencana untuk menunda pemilu Senegal hingga Desember dengan alasan korupsi yang terjadi di antara dewan konstitusi dan masalah terkait beberapa calon presiden. Namun dewan konstitusi akhirnya menolak rencana tersebut dan memintanya untuk segera mengadakan pemilu.
Senegal sudah lama dikenal sebagai negara Afrika barat yang paling stabil. Warga Senegal yang bangga dengan status ini kini merasa dikhianati dan kecewa dengan tindak presiden mereka itu. Komunitas global juga memandang Senegal sebagai negara yang berhasil menjalankan demokrasi di Afrika barat. Di wilayah tersebut terdapat 4 negara yang mengalami kudeta militer saat ini.
Keputusan terkini dewan konstitusi terkait pemilu Senegal ini diapresiasi oleh pihak oposisi dan para akitivs meskipun peran dewan tidak begitu dikenal baik. Pada Januari 2012 dewan konstitusi memutuskan Abdulaye Wade bisa menjadi presiden untuk ketiga kalinya kendati aturan hanya membolehkan 2 kali.
Baca Juga : Reaksi Kementerian Luar Negeri Yaman terhadap Pernyataan Amerika
Keputusan itu memicu protes yang berkepanjang dan berakhir dengan terpilih Macky Sall sebagai presiden. Macky Sall kala itu ikut memprotes kebijakan itu mengatakan bahwa presiden tidak boleh memperpanjang masa jabatannya bagaimanapun juga. Namun ironisnya, ia sendiri yang sudah menjalani 2 periode masa jabatannya justru berusaha memperpanjang jabatannya hingga Desember.