Pemenang Nobel Menyampaikan Kekhawatiran Terhadap Nasib Gaza

Purna Warta – Toshiyuki Mimaki adalah seorang pria tua Jepang penyintas peristiwa pengebomam Hiroshima-Nagasaki oleh Amerika. Ia juga merupakan ketua organisasi Nihon Hidankyo, sebuah organisasi yang mengumpulkan para penyintas peristiwa kelam sejarah tersebut. Toshiyuki Mimaki pada hari Jum’at lalu terpilih menjadi pemenang penghargaan Nobel yang bergengsi.

Baca juga: Ratan Tata, Milyuner India Meninggal Dunia Pada Usia 86 Tahun

Mimaki merasa bangga dan bahagia karena mendapatkan kehormatan dengan menjadi pemenang penghargaan Nobel, namun kemudian ia menjadi tersedih karena teringat nasib anak-anak di Gaza yang dibombardir oleh Israel.

Mimaki mengatakan bahwa kendati penghargaan tersebut akan meningkatkan pengaruh kelompoknya dalam rangka mencekal senjata nuklir, ia juga mengakui bahwa sejumlah negara tidak menginginkan dunia tanpa senjata pemusnah massal tersebut.

“Kalian mendengar ada sejumlah negara yang memberikan ancaman dengan ucapan “kami bisa menggunakan senjata nuklir kapan saja”. . . PBB memutuskan akan ada 5 negara yang bisa memiliki senjata nuklir. Namun kini semakin banyak negara yang memilikinya. Kami sangat menolak wacana tentang dunia yang hanya bisa aman karena adanya senjata nuklir” ujar Mimaki.

“Mustahil menjaga kedamaian di dunia yang memiliki senjata nuklir” ujarnya. “Terlebih di tempat seperti Gaza, anak-anak berlumuran darah dan hidup tanpa makanan. Sekolah-sekolah mereka hancur, stasiun dan jembatan semua hancur” terang Mimaki sembari menahan air matanya.

Baca juga: Deindustrialisasi Prematur dan Negara Berkembang

“Di Gaza anak-anak berlumuran darah, sama seperti di Jepang 80 tahun yang lalu” kata Mimaki.

Pemenang Nobel itu berusia 3 tahun ketika Amerika Serikat menjatuhkan bom nuklir pemusnah massal di Hiroshima pada 6 Agustus 1945, ia menyalahkan pemerintah yang memulai peperangan kendati masyarakat menginginkan perdamaian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *