Gaza, Purna Warta – Lebih dari 22.000 orang yang terluka di Gaza selama perang genosida Israel yang sedang berlangsung mengalami cedera yang mengubah hidup, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan.
Baca juga: Sumber Bantah Berita Penangkapan Warga Iran di Suriah oleh Israel
Perang yang sedang berlangsung juga telah menghancurkan sistem perawatan kesehatan Gaza, membuat ribuan orang tidak memiliki layanan rehabilitasi yang diperlukan.
WHO mengumumkan bahwa lebih dari seperempat dari mereka yang terluka di Gaza, lebih dari 22.500 orang, telah menderita cedera parah yang memerlukan rehabilitasi jangka panjang. Ini termasuk kerusakan sumsum tulang belakang, cedera otak traumatis, amputasi, dan luka bakar parah.
Dr. Thaer Ahmad, seorang dokter gawat darurat yang bekerja di Gaza, menekankan bahwa jumlah sebenarnya dari cedera yang mengubah hidup kemungkinan jauh lebih tinggi. “Ini adalah perkiraan yang sangat konservatif,” katanya kepada Al Jazeera. “Ini adalah sesuatu yang seharusnya membuat semua orang takut.”
“Ini adalah perkiraan yang sangat konservatif – mereka melakukannya dengan cara memberi tahu Anda bahwa ada sesuatu yang mendesak terjadi di sini,” kata Ahmad kepada Al Jazeera. “Ini adalah sesuatu yang seharusnya membuat semua orang takut. Mereka adalah orang-orang yang membutuhkan perawatan sepanjang waktu.”
Sistem perawatan kesehatan Gaza sebagian besar telah runtuh setelah pasukan Israel melancarkan operasi yang menghancurkan di Gaza pada Oktober 2023. Setelah kejadian tersebut, Perwakilan WHO Dr. Richard Peeperkorn memperingatkan bahwa layanan rehabilitasi akut telah sangat terganggu, yang membahayakan nyawa pasien.
“Dukungan segera dan jangka panjang sangat dibutuhkan untuk mengatasi kebutuhan rehabilitasi yang sangat besar,” kata Peeperkorn. Satu-satunya pusat rekonstruksi anggota tubuh di Gaza telah tidak berfungsi sejak akhir 2023 karena kerusakan dan kurangnya pasokan.
Baca juga: Putin Puji Peran Ayatollah Khamenei dalam Perluasan Hubungan Iran-Rusia
Selain itu, ekonomi wilayah tersebut telah hancur. Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) melaporkan penurunan tajam PDB Gaza sebesar 81%, yang memperburuk pengangguran dan kemiskinan di seluruh wilayah.
Sementara itu, di Tepi Barat, para pakar PBB mengutuk meningkatnya serangan terhadap wartawan yang meliput kekerasan Israel. Setidaknya tiga insiden melibatkan pasukan Israel yang menargetkan wartawan, dengan beberapa orang terluka. Para pakar menyebut tindakan ini sebagai “upaya kasar” untuk menghalangi pelaporan independen tentang konflik tersebut.
Para wartawan menghadapi pelecehan dan penangkapan sewenang-wenang, dan para pakar mendesak Israel untuk menghormati kebebasan pers sesuai dengan hukum internasional.