Gaza, Purna Warta – Lebih banyak orang bisa meninggal karena penyakit dibandingkan akibat bom Israel di Gaza jika sistem kesehatan tidak segera pulih, kata Juru Bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Margaret Harris.
Baca Juga : Investigasi Militer AS Sebut Persenjataan AS Dicuri di Irak dan Suriah
“Pada akhirnya kita akan melihat lebih banyak orang meninggal karena penyakit dibandingkan akibat bom Israel jika kita tidak dapat memulihkan sistem kesehatan ini,” kata jubir WHO pada hari Selasa (28/11), seperti yang dilaporkan The Middle East Eye.
Dia menggambarkan runtuhnya Rumah Sakit Al Shifa – fasilitas medis terbesar di Gaza – sebagai sebuah “tragedi” dan menyuarakan keprihatinan tentang pasukan Israel yang menahan beberapa staf medisnya.
Pekan lalu, tentara Israel menangkap direktur rumah sakit Muhammad Abu Salmiya dan dokter senior lainnya. Pada hari Senin, Doctors Without Borders (MSF) menggambarkan situasi di Gaza sangat buruk, dengan mengatakan tidak ada bahan bakar, tidak ada air untuk diminum, dan kondisi kebersihan dan sanitasi berbahaya karena para pengungsi (pengungsi) ada di mana-mana.
Direktur Program Pangan Dunia PBB (WFP) Cindy McCain juga memperingatkan bahwa Gaza “di ambang kelaparan” dan menyerukan lebih banyak bantuan ke wilayah yang terkepung seiring dengan semakin dekatnya akhir gencatan senjata empat hari.
Israel melancarkan kampanye pemboman terhadap Gaza pada tanggal 7 Oktober, setelah kelompok perlawanan Palestina melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa sebagai tanggapan atas kekerasan selama puluhan tahun terhadap warga Palestina.
Baca Juga : Jihad Islam Sebut Siap Tolak Agresi Israel Terhadap Warga Gaza
Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid dan gereja, telah rusak atau hancur akibat serangan Israel.
Sejak dimulainya agresi, lebih dari 15.000 warga Palestina telah terbunuh, termasuk 6.100 anak-anak dan 4.000 wanita, dan lebih dari 36.000 lainnya terluka, menurut angka terbaru dari pihak berwenang Palestina.