Gaza, Purna Warta – Organisasi Kesehatan Dunia mengecam serangan udara baru-baru ini yang dilakukan rezim Israel terhadap sebuah kamp pengungsi di Jalur Gaza yang terkepung, yang merenggut nyawa sedikitnya 70 warga Palestina.
Baca Juga : Mulai Februari 2024, Sidang Netanyahu Berlangsung 4 Kali Seminggu
“Tim WHO mendengar kisah-kisah mengerikan yang dibagikan oleh petugas kesehatan dan korban penderitaan yang disebabkan oleh ledakan tersebut,” kata kepala badan kesehatan PBB Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah postingan di platform media sosial X pada hari Senin.
“Seorang anak kehilangan seluruh keluarganya dalam serangan di kamp tersebut. Seorang perawat di rumah sakit menderita kehilangan yang sama, seluruh keluarganya terbunuh,” tambahnya.
Pernyataannya muncul sehari setelah serangan udara Israel menargetkan kamp pengungsi al-Maghazi di bagian tengah Gaza, yang telah menjadi sasaran perang genosida oleh rezim tersebut sejak 7 Oktober.
Setelah serangan tersebut, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan tersebut telah menghancurkan sebuah “blok perumahan”, dan menambahkan bahwa “jumlah korban kemungkinan akan bertambah” mengingat banyaknya keluarga yang tinggal di sana dan fakta bahwa banyak orang masih berada di bawah reruntuhan.
Baca Juga : Hari Natal, Tentara Israel Serang Kamp Pengungsi di Jenin
Menggambarkan serangan Israel pada hari Minggu, juru bicara kementerian Ashraf al-Qudra mengatakan, “Apa yang terjadi di kamp al-Maghazi adalah penghancuran seluruh kawasan perumahan.”
“Otoritas kesehatan Palestina melaporkan bahwa 70 orang tewas, sementara staf Rumah Sakit Al-Aqsa melaporkan menerima sekitar 100 korban jiwa,” kata Tedros, seraya menambahkan, “Rumah sakit menerima lebih banyak pasien daripada kapasitas tempat tidur dan staf yang dapat menanganinya.”
“Banyak yang tidak akan bertahan dalam penantian ini,” kepala WHO memperingatkan, seraya menegaskan bahwa “serangan terbaru terhadap komunitas Gaza ini menunjukkan mengapa kita memerlukan #Gencatan Senjata SEKARANG.”
Pejabat senior PBB tersebut mencatat, “WHO sangat prihatin dengan ketegangan yang tak tertahankan akibat meningkatnya permusuhan yang menimpa beberapa rumah sakit di Gaza yang tetap buka – dengan sebagian besar sistem kesehatan hancur dan lumpuh.”
Baca Juga : Ribuan Warga Maroko Demonstrasi di Rabat Tuntut Pemerintah Putuskan Hubungan dengan Israel
Rezim melancarkan serangan gencarnya ke Gaza setelah operasi gerakan perlawanan di wilayah tersebut, yang dijuluki Operasi Badai al-Aqsa. Setidaknya 20.674 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas dalam agresi rezim sejauh ini.