HomeInternasionalPalestinaWHO: Israel Melarang Spesialis Medis Memasuki Gaza

WHO: Israel Melarang Spesialis Medis Memasuki Gaza

Gaza, Purna Warta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan rezim Israel telah melarang spesialis medis memasuki Gaza untuk mendukung klinik di wilayah Palestina yang terkepung. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Kamis, WHO mengatakan delapan organisasi dan lebih dari 50 personel spesialis telah terkena dampak blokade Israel sejak bulan Agustus.

Para spesialis tersebut diblokir untuk bekerja di fasilitas medis termasuk Rumah Sakit Gaza Eropa dan Rumah Sakit Nasser.

Pihak berwenang Israel telah menolak dua organisasi medis, Glia dan Asosiasi Medis Palestina Amerika (PAMA), untuk memasuki Gaza. Dua LSM medis mengonfirmasi bahwa mereka telah diberitahu oleh WHO minggu ini tentang larangan tersebut.

Kedua kelompok tersebut telah bekerja di Gaza selama bertahun-tahun sebelum agresi Israel.

Dorotea Gucciardo, direktur pengembangan Glia, sebuah organisasi kemanusiaan internasional yang mengkhususkan diri dalam peralatan medis berkualitas tinggi, mengatakan bahwa para pekerja kesehatan sengaja dilarang memasuki Gaza.

“Pekerja perawatan kesehatan adalah satu-satunya pengamat internasional yang telah menyaksikan tindakan yang merupakan kejahatan perang di Gaza,” katanya.

“Sulit bagi saya untuk tidak percaya bahwa keputusan untuk melarang pekerja perawatan kesehatan internasional merupakan upaya yang disengaja untuk membatasi pengamat internasional di Gaza,” tambah Gucciardo.

Badan kesehatan PBB mengatakan Israel tidak memberikan penjelasan atas pelarangan organisasi mitranya dari Jalur Gaza, tempat sistem perawatan kesehatan telah runtuh.

WHO melaporkan bahwa tim pendukung melakukan operasi 25 persen lebih sedikit dalam seminggu terakhir daripada biasanya.

“WHO prihatin dengan dampak penyangkalan ini pada sistem perawatan kesehatan Gaza yang tegang,” kata organisasi itu pada hari Kamis dalam sebuah pernyataan.

Tim medis darurat (EMT) internasional yang dikerahkan ke Gaza sangat penting untuk menjaga agar sistem tetap beroperasi,” kata WHO, yang menyerukan akses penuh bagi tim bantuan darurat.

“WHO menyerukan fasilitasi masuknya EMT ke Gaza secara mendesak dan berkelanjutan serta akses bagi bantuan kemanusiaan di seluruh Jalur Gaza,” katanya.

Dengan hanya 17 dari 36 klinik dan 43 praktik medis yang masih beroperasi sebagian, WHO menekankan peran yang tak tergantikan dari tim eksternal ini dalam menyediakan layanan medis penting.

Israel hanya mengizinkan sejumlah kecil pekerja bantuan internasional melalui penyeberangan Kerem Shalom dan telah menolak akses independen bagi jurnalis ke Jalur Gaza selama kampanye pembunuhan dan penghancuran yang telah berlangsung selama setahun.

Sejak merebut penyeberangan Rafah ke Mesir pada bulan Mei, Israel telah mengendalikan semua pergerakan masuk dan keluar dari Gaza.

WHO mengatakan permusuhan di dekat Rumah Sakit Kamal Adwan ‘sangat mengkhawatirkan’

WHO menggambarkan permusuhan hebat di sekitar rumah sakit Kamal Adwan di Gaza sebagai “sangat mengkhawatirkan”.

Sementara itu, kelompok-kelompok kemanusiaan menuduh Israel sengaja membuat warga Palestina kelaparan dan secara paksa mengungsi di Gaza utara.

PBB mengatakan tidak ada truk berisi makanan, air, atau obat-obatan yang memasuki wilayah utara sejak 30 September.

Bahkan sebelum serangan darat ke kota-kota di wilayah utara ini, militer Israel menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk bahan bakar ke rumah sakit, kebutuhan medis, dan persediaan makanan.

Media Israel telah mengungkapkan bahwa ada rencana yang sedang dilakukan untuk membersihkan Gaza utara secara etnis dan membunuh warga Palestina yang masih tinggal di sana.

Agresi Israel yang dimulai pada Oktober tahun lalu, sejauh ini telah menewaskan lebih dari 42.500 orang dan melukai lebih dari 99.000 orang lainnya. Kekurangan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya juga berdampak buruk pada penduduk Gaza.

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here