New York, Purna Warta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan dalam sebuah laporan di Gaza bahwa sebanyak 30 fasilitas medis dan kesehatan di Gaza telah hancur selama 11 hari serangan Israel di Jalur Gaza.
Seperti dilaporkan, pada Jumat (21/5), kesepakatan gencatan senjata telah dicapai antara rezim Zionis dan perlawanan Palestina. Gencatan senjata itu diprakarsai oleh Mesir setelah 11 hari baku serang udara antara Hamas dan Israel.
Baca Juga : Rakyat Yordania Rayakan Kemenangan Muqawamah atas Rezim Zionis
Setelah gencatan senjata dimulai, ribuan warga Palestina berbondong-bondong ke jalan-jalan di Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki untuk merayakan gencatan senjata dan kemenangan dalam pertempuran tersebut.
Rezim Zionis menewaskan sedikitnya 243 warga Palestina dalam 11 hari pemboman di Jalur Gaza, 66 di antaranya adalah anak-anak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melaporkan adanya serangan psikologis terhadap banyak penduduk di Jalur Gaza setelah pembombardiran yang dilakukan oleh rezim Israel.
Pengeboman di Jalur Gaza melukai lebih dari 8.500 orang dan menghancurkan 30 fasilitas kesehatan di daerah tersebut.
Margaret Harris, juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia, mengatakan bahwa ada sebuah klinik medis hancur secara total dalam pemboman Israel.
Bentrokan dan baku serang antara kelompok perlawanan Palestina terutama Hamas dan rezim Zionis dimulai pada hari Senin (10/5), setelah berakhirnya ultimatum yang diberikan pasukan perlawanan kepada Tel Aviv untuk mengakhiri serangan di Yerusalem al-Quds dan Masjid al-Aqsa.
Dalam konflik yang berlangsung hingga Jumat, rezim Zionis, dalam penyerangannya di daerah pemukiman, telah menewaskan ratusan warga sipil termasuk perempuan dan anak-anak Palestina.
Baca Juga : Sayyid Ammar al-Hakim: Irak Mendukung Penuh Perlawanan Palestina Secara Material & Spiritual
Pada Sabtu malam, setelah beberapa sumber berita memberitakan tentang kemungkinan gencatan senjata, kabinet keamanan rezim Zionis secara resmi menyetujui gencatan senjata dengan mediasi Mesir.
Satu jam kemudian, kelompok perlawanan Palestina mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa mereka akan mematuhi gencatan senjata selama Tel Aviv mematuhi gencatan senjata.
Menurut UNICEF, sekitar 107.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi selama agresi Israel di berbagai bagian Jalur Gaza.
Sedikitnya 50 fasilitas pendidikan dan 20 fasilitas kesehatan rusak dan sekitar 50 persen saluran air rusak, kata UNICEF.