Gaza, Purna Warta – Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Jalur Gaza telah menjadi zona kematian karena serangan udara dan penembakan Israel yang tiada henti terus merenggut nyawa tak berdosa dan mengubah wilayah itu menjadi puing-puing.
Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan di situs berita PBB bahwa situasi kesehatan terus memburuk sementara kondisi tidak manusiawi terjadi di seluruh Gaza.
Ia menyatakan, banyak wilayah Gaza yang hancur, menewaskan banyak orang dan memaksa banyak dari mereka mengungsi ke wilayah lain.
Ghebreyesus juga menyinggung masalah kekurangan gizi yang parah, dan mengatakan bahwa kekurangan gizi telah meningkat secara dramatis di seluruh Jalur Gaza sejak dimulainya perang.
“Padahal sebelum perang, kurang dari satu persen penduduk Gaza menderita gizi buruk. Jumlah penderita gizi buruk telah mencapai lebih dari 15% penduduk di beberapa daerah”,
Genosida Israel terus berlanjut
Sementara itu, lebih banyak warga Palestina yang terbunuh ketika pesawat tempur dan artileri Israel menghujani bom dan peluru di berbagai wilayah di utara, tengah dan selatan Jalur Gaza pada Rabu malam.
Menurut media Palestina, sasaran utama serangan adalah kota Khan Yunis dan Rafah di Gaza selatan.
Laporan mengatakan 17 warga sipil telah menjadi martir sejauh ini dalam serangan semalam di wilayah yang terkepung. Sebagian besar kematian dilaporkan terjadi di kamp Nuseirat akibat pemboman sebuah bangunan tempat tinggal di sana.
Jet tempur rezim Zionis telah beberapa kali mengebom kamp pengungsi Jabalia di utara Gaza sejak Rabu malam.
Serangan tanpa henti yang dilakukan rezim tersebut terus berlanjut meskipun ada kecaman dan kecaman global, dimana masyarakat hampir setiap hari mengadakan aksi unjuk rasa untuk menuntut diakhirinya pertumpahan darah di Palestina.
Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan pada hari Rabu bahwa jumlah korban serangan Israel sejak 7 Oktober telah mencapai 29.313 orang sementara jumlah korban luka kini mencapai 69.333 orang. Mayoritas korbannya adalah perempuan dan anak-anak.