Warga Palestina Hadapi Kesulitan yang Semakin Besar Seiring Berkurangnya Bantuan di Gaza

Gaza, Purna Warta – Bantuan untuk Gaza semakin berkurang, membuat mayoritas penduduk bergantung pada dapur umum dan organisasi kemanusiaan, karena daerah kantong itu bergulat dengan kondisi yang semakin buruk setelah lebih dari setahun serangan Israel.
Sebagian besar penduduk Gaza bergantung sepenuhnya pada makanan yang disediakan oleh dapur umum dan bantuan dari Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA), badan PBB lainnya, atau LSM internasional.

Penduduk ini, yang mengalami perang selama lebih dari 14 bulan, telah kehilangan mata pencaharian dan harta benda mereka, sehingga mereka tidak mampu membeli kebutuhan pokok.

Situasi semakin memburuk setelah UNRWA menangguhkan pengiriman bantuan melalui penyeberangan Karem Abu Salem (Kerem Shalom). Selain itu, Dapur Pusat Dunia menghentikan operasinya setelah serangan terhadap kendaraan stafnya dua hari lalu.

Laporan dari Rumah Sakit Al-Aqsa mengungkap kondisi yang mengerikan. Pasien, korban luka, keluarga yang mengungsi, dan staf tidak mendapatkan makanan selama dua hari karena dapur umum rumah sakit ditutup.

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyoroti dampak parah perang genosida Israel terhadap anak-anak di Gaza.

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres menyatakan, melalui sambutan yang disampaikan oleh wakilnya di sebuah konferensi kemanusiaan di Kairo, bahwa Gaza kini memiliki jumlah anak yang diamputasi per kapita tertinggi di dunia. “Banyak yang kehilangan anggota tubuh dan menjalani operasi tanpa anestesi,” tambahnya.

Ahmed Bayram dari Dewan Pengungsi Norwegia menggambarkan situasi tersebut sebagai krisis akses dan sumber daya. Berbicara kepada Al Jazeera dari Amman, ia mengkritik terbatasnya bantuan yang diizinkan masuk ke Gaza. “Pada tingkat ini, Israel menghambat dukungan bagi orang-orang ini,” katanya, seraya mencatat bahwa Gaza membutuhkan sedikitnya 25 truk pasokan setiap minggu, namun hanya “10 atau 11” yang memasuki daerah kantong tersebut.

Bayram lebih lanjut menuduh Israel secara sistematis membuat penduduk Gaza dalam kondisi yang mengerikan. “Ini bukan hanya tentang akses. Ada upaya yang disengaja untuk membuat orang-orang kedinginan dan kelaparan,” katanya, mengungkapkan rasa frustrasi komunitas bantuan kemanusiaan.

Genosida Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 44.429 warga Palestina dan melukai 105.250 orang sejak 7 Oktober 2023.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *