Beirut, Purna Warta – Osama Hamdan, pemimpin senior Hamas yang berbasis di Beirut memuji proposal yang baru-baru ini diajukan oleh gerakan perlawanan Palestina mengenai gencatan senjata di Gaza.
Selama perundingan, Hamas menuntut diakhirinya perang, kembalinya pengungsi, bantuan dan dimulainya rekonstruksi Gaza, katanya seperti dikutip oleh kantor berita Sama.
Baca Juga : Usulan Hamas Mengenai Gencatan Senjata di Gaza Dinilai Realistis
Hamdan mengatakan bahwa usulan Hamas “sepenuhnya realistis” sehingga musuh tidak dapat menolaknya.
Berdasarkan rencana ini, kami memberikan rincian spesifik mengenai masalah tawanan Israel, warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel dan penarikan pasukan pendudukan dari Gaza, katanya.
Pada hari Jumat, Hamas mengajukan proposal dua tahap kepada mediator dan AS. Hal ini mencakup pembebasan tawanan Israel dengan imbalan tahanan Palestina, 100 di antaranya menjalani hukuman seumur hidup. Pembebasan awal warga Israel akan mencakup tentara perempuan, perempuan lainnya, anak-anak dan orang tua sebagai imbalan atas pembebasan 700-1.000 warga Palestina.
Proposal tersebut juga mencakup penarikan pasukan Israel dari kota-kota dan daerah berpenduduk pada tahap pertama dan penarikan penuh pada tahap kedua. Pernyataan tersebut juga menyerukan diakhirinya pengepungan serta rekonstruksi Gaza yang telah hancur akibat pemboman dan penembakan Israel yang dimulai pada 7 Oktober 2023.
Selain itu, Hamas mendesak Mesir, Qatar dan Amerika Serikat untuk mengikuti dan mengawasi implementasi perjanjian tersebut.
Baca Juga : Perusahaan Minyak Nasional Iran Tandatangani Kontrak Minyak Senilai $13 Miliar
Hamdan mengatakan pada hari Sabtu bahwa Hamas masih menunggu tanggapan dari Israel dan Amerika Serikat yang merupakan pendukung utama rezim dalam perang di Gaza.
Pejabat Hamas lebih lanjut menekankan bahwa rezim Zionis telah gagal mencapai tujuan yang dinyatakan dalam perang tersebut, dan menambahkan bahwa Benjamin Netanyahu mengetahui pukulan apa yang diderita tentaranya di Gaza.