Gaza, Purna Warta – Badan dan Pekerjaan Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA) telah memperingatkan bahwa cengkeraman kelaparan “buatan manusia” semakin memperketat cengkeramannya di Jalur Gaza yang dilanda perang, karena Israel telah memblokade wilayah Palestina dan menjerumuskannya ke dalam krisis kemanusiaan.
Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini pada hari Rabu (17/4) menyuarakan peringatan tersebut, mengutuk Israel karena memblokir pengiriman bantuan ke Jalur Gaza yang terkepung dan berusaha untuk mengakhiri kegiatan badan tersebut di wilayah pesisir yang dilanda perang.
Baca Juga : AS dan Inggris Jatuhkan Sanksi Baru Terhadap Iran Atas Pembalasan Terhadap Israel
“Saat ini, kampanye berbahaya untuk mengakhiri operasi UNRWA sedang berlangsung, dengan dampak serius terhadap perdamaian dan keamanan internasional,” katanya kepada Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara, seraya memperingatkan, “Di Gaza, kelaparan akibat ulah manusia semakin memperketat cengkeramannya.”
Lazzarini, yang lembaganya merupakan sumber dukungan penting bagi masyarakat di Gaza, juga mengatakan bahwa di wilayah utara Palestina, “bayi dan anak kecil mulai meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi.”
Namun rezim pendudukan menghalangi UNRWA untuk memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan kepada penduduk Gaza yang kelaparan.
“Di seberang perbatasan, makanan dan air bersih menunggu. Namun izin UNRWA untuk menyalurkan bantuan ini dan menyelamatkan nyawa tidak diberikan,” kata Lazzarini lebih lanjut kepada DK PBB.
Didirikan pada tahun 1949, badan ini menyediakan layanan bagi lebih dari enam juta pengungsi Palestina yang tinggal di Tepi Barat yang diduduki, Jalur Gaza, Suriah, Lebanon, dan Yordania. Di Gaza, mereka adalah badan utama PBB yang memberikan layanan kesehatan, dan dukungan kemanusiaan penting bagi warga Palestina yang terjebak di wilayah yang diblokade. Banyak dari 13.000 staf UNRWA adalah warga Palestina.
Israel telah berulang kali menyamakan staf UNRWA dengan anggota Hamas, mengklaim bahwa badan tersebut memiliki hubungan dengan kelompok perlawanan Palestina tanpa memberikan bukti apa pun atas tuduhan tersebut. Israel juga telah melakukan lobi keras agar UNRWA ditutup karena Israel merupakan satu-satunya badan PBB yang mempunyai mandat khusus untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi Palestina.
Baca Juga : Protes Kontrak dengan Israel, Google Pecat 28 Karyawannya
Di bawah tekanan rezim pendudukan, Lazzarini telah memecat staf yang dituduh dan penyelidikan internal PBB sedang dilakukan mengenai tuduhan Israel terhadap badan tersebut.
Dia juga mengatakan bahwa anggotanya, yang telah ditahan, disiksa di tahanan Israel, beberapa dari mereka ditelanjangi, dan merupakan salah satu bentuk pelecehan lainnya.
Menurut UNRWA, beberapa tahanannya juga menjadi sasaran penghinaan dan penghinaan seperti perampasan air, makanan, tidur dan toilet. Dalam beberapa kasus, mereka dibuat bertingkah seperti binatang dan dikencingi.
Para tahanan diancam dengan penahanan berkepanjangan, cedera atau pembunuhan anggota keluarga mereka, tambah badan tersebut.
Rezim pendudukan telah memblokir air, makanan, dan listrik ke Gaza.
Israel melancarkan perang genosida di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melakukan Operasi Badai Al-Aqsa terhadap entitas perampas tersebut sebagai pembalasan atas kekejaman yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.
Perang tersebut telah menewaskan lebih dari 34.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, di Gaza sejak awal Oktober. Data juga menunjukkan lebih dari 14.500 dari 1,1 juta anak di Gaza telah terbunuh.
Menurut laporan UNRWA pada bulan Februari, beberapa anggota badan tersebut yang ditahan Israel melaporkan bahwa mereka ditekan oleh otoritas Israel untuk memberikan pernyataan palsu bahwa UNRWA memiliki hubungan dengan Hamas dan bahwa mereka ikut serta dalam Operasi Badai Al-Aqsa.
Baca Juga : Raisi: Operasi Janji Setia Iran Timbulkan Kekalahan Strategis pada Iran
Lazzarini lebih lanjut mengatakan kepada DK PBB bahwa Israel “berusaha untuk mengakhiri kegiatan UNRWA. Permintaan badan tersebut untuk mengirimkan bantuan ke wilayah utara berulang kali ditolak. Staf kami dilarang menghadiri pertemuan koordinasi antara Israel dan aktor kemanusiaan.”
“Yang lebih buruk lagi, gedung dan staf UNRWA telah menjadi sasaran sejak awal perang. 178 personel UNRWA tewas,” tambahnya.
Menurut PBB, genosida Israel yang sedang berlangsung telah mengakibatkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi, yang kini menghadapi kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.