UNRWA Peringatkan Krisis Kemanusiaan ‘Tak Terbayangkan’

Gaza z

Gaza, Purna Warta – Setidaknya 33 warga Palestina tewas dalam 24 jam terakhir di Gaza, menurut laporan pejabat kesehatan, sementara Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menggambarkan krisis kemanusiaan di Gaza sebagai situasi yang “melampaui batas imajinasi.” Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan pada hari Senin bahwa lebih dari 90 orang lainnya juga mengalami luka-luka dalam periode waktu yang sama. Dari jumlah korban jiwa tersebut, 29 di antaranya merupakan korban yang baru terkonfirmasi, sementara empat jasad lainnya ditemukan dari bawah reruntuhan bangunan. “Sejumlah korban masih terperangkap di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan, yang belum dapat dijangkau oleh tim ambulans dan pertahanan sipil,” demikian pernyataan kementerian. Sejak 18 Maret 2025, total korban meninggal mencapai 2.749 orang syahid dan 7.607 luka-luka.

UNRWA menyatakan bahwa situasi kemanusiaan di Gaza berada dalam kondisi yang tak terbayangkan. “Serangan udara, blokade, dan kelaparan terus berlangsung, dengan puluhan ribu orang tewas dan terluka,” tulis UNRWA dalam unggahan di platform X. “Keluarga-keluarga pengungsi menghadapi infrastruktur yang runtuh, luapan limbah, dan pasar yang kosong. Blokade harus dicabut agar bantuan kemanusiaan dan pasokan komersial penting bisa masuk ke Gaza,” lanjutnya. Israel memulai genosidanya di Gaza pada 7 Oktober 2023, setelah kelompok perlawanan Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa sebagai balasan atas meningkatnya kekejaman rezim pendudukan terhadap rakyat Palestina.

Setelah gagal mencapai tujuan yang dideklarasikan dalam agresinya, rezim Tel Aviv sempat menerima syarat-syarat gencatan senjata jangka panjang yang telah lama diajukan oleh Hamas, dan gencatan itu dimulai pada 19 Januari. Namun dua bulan kemudian, Israel secara sepihak melanggar kesepakatan tersebut dan kembali menggempur Gaza secara membabi buta. Kondisi diperparah dengan semakin ketatnya blokade Israel terhadap Gaza, yang telah melumpuhkan pasokan makanan dan obat-obatan bagi 2,3 juta penduduk wilayah itu. Blokade yang diberlakukan sejak awal Maret juga telah menghentikan total masuknya obat-obatan dan peralatan medis ke Gaza, menjadikan sistem kesehatan wilayah itu berada dalam kondisi bencana.

Lembaga-lembaga kemanusiaan telah mengeluarkan peringatan mengenai pembatasan bantuan yang semakin parah, di mana dapur umum—sumber makanan terakhir bagi banyak warga—telah tutup karena kehabisan pasokan, dengan kemungkinan puluhan dapur lainnya akan segera menyusul. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah korban tewas sejak Oktober 2023 telah mencapai 52.862 jiwa, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *