Gaza, Purna Warta – UNRWA mengecam taktik rezim Israel di Gaza sebagai kebijakan “pengepungan abad pertengahan” dan “bumi hangus”, dan memperingatkan konsekuensi yang mengerikan bagi penduduk yang sudah berjuang karena pasokan semakin berkurang dan pemboman terus terjadi.
Baca Juga : Israel Tingkatkan Serangan di Gaza, Menargetkan 40 Lokasi Termasuk Rafah
Sam Rose, direktur perencanaan di badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), menyuarakan keprihatinan besar atas situasi kemanusiaan di Gaza, dengan menyatakan bahwa tidak ada pasokan yang masuk ke Jalur Gaza sejak hari Minggu, sehingga wilayah tersebut berada di ambang krisis. Dia menyoroti dampak pemboman yang sedang berlangsung, khususnya di pusat kota Rafah.
“Tidak ada bantuan yang masuk ke Gaza sejak hari Minggu. Tidak ada bantuan, tidak ada bahan bakar, tidak ada persediaan, tidak ada apa-apa,” tegas Rose saat wawancara dengan Al Jazeera dari Rafah. “Kami masih punya tepung yang bisa kami sediakan untuk beberapa hari lagi. Tapi segalanya akan segera mati tanpa bahan bakar, tanpa air. Jadi situasinya benar-benar menyedihkan.”
Rose memberikan gambaran suram tentang situasi di lapangan, dengan ketakutan dan pengungsian yang meluas di kalangan penduduk. Dia mencatat bahwa hingga malam sebelumnya, sekitar 110.000 orang dari Rafah telah mengungsi, hal ini menunjukkan betapa mendesaknya krisis ini.
“Ini adalah populasi yang sudah berada di ambang kelaparan dan kini menjadi sasaran pengepungan abad pertengahan ditambah dengan bumi hangus dan pemboman besar-besaran,” tambah Rose, menekankan konsekuensi mengerikan dari situasi saat ini. “Kondisi yang sudah menyedihkan akan menjadi lebih buruk dan lebih buruk lagi. kita akan melihat banyak korban. Bukan hanya akibat pengeboman. Tapi kelaparan, penyakit, dan kelaparan.”
UNRWA melaporkan adanya eksodus besar warga Palestina dari Rafah sejak Israel mengintensifkan serangannya terhadap kota tersebut pada hari Senin. Dengan sekitar 110.000 warga Palestina yang melarikan diri, badan tersebut memperingatkan akan adanya ancaman serangan Israel, yang menggarisbawahi kurangnya keamanan di seluruh Gaza.
Baca Juga : Perdana Menteri Slovakia Ditembak dan Kini Dalam Kondisi Kritis
Serangan Israel di Gaza sejak tanggal 7 Oktober telah menimbulkan banyak korban jiwa, dengan sedikitnya 34.904 orang tewas dan 78.514 orang terluka, hal ini menunjukkan besarnya korban jiwa akibat perang genosida Israel yang sedang berlangsung.