UNRWA Kecam Pembunuhan Israel Atas Anak-anak Sekolah Palestina Dalam Serangan Jenin

UNRWA Kecam Pembunuhan Israel Atas Anak-anak Sekolah Palestina Dalam Serangan Jenin

Al-Quds, Purna Warta Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) mengutuk keras pembunuhan anak-anak sekolah Palestina oleh militer Israel selama serangan brutal di kota Jenin di Tepi Barat utara yang diduduki awal pekan ini.

“Kehidupan sehari-hari di Tepi Barat menjadi tidak bisa dipertahankan. Siswa akan kembali ke sekolah untuk melihat kursi kosong teman mereka yang sudah meninggal. Pemilik toko perlu memulai hari mereka untuk memperbaiki kerusakan akibat kekerasan. Profesional kesehatan akan berusaha mendukung banyak pengungsi yang mengalami trauma,” kata UNRWA dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (21/6).

Baca Juga : Sekjen PBB: Sudan Jatuh Menuju Kematian Dan Kehancuran Dengan Cepat

Pernyataan itu menyusul serangan mematikan Israel di Jenin yang merenggut nyawa tujuh warga Palestina, termasuk dua anak sekolah. Setidaknya 90 warga Palestina terluka dengan peluru tajam dan beberapa dalam kondisi kritis.

Badan PBB mengidentifikasi anak-anak itu sebagai anak laki-laki berusia 15 tahun yang merupakan siswa kelas 9 di Jenin Boys Preparatory School yang dikelola UNRWA dan seorang anak perempuan berusia 14 tahun di kelas 8 di Jenin Girls School.

Peristiwa pada 19 Juni itu juga menyebabkan kerusakan parah pada sedikitnya 75 rumah pengungsi.

“UNRWA terus menilai kerusakan dan gangguan pada instalasi dan layanannya,” katanya.

Baca Juga : Iran Tolak Laporan Hak PBB yang Bias

Badan PBB menyatakan kekhawatiran atas meningkatnya jumlah kematian di antara warga Palestina di seluruh wilayah pendudukan.

“UNRWA telah mencatat jumlah kematian pengungsi Palestina tertinggi, termasuk jumlah kematian pengungsi anak tertinggi, setiap tahunnya sejak 2005 ketika PBB mulai mendokumentasikannya secara sistematis. Angka kematian pengungsi tertinggi sebelum tahun ini dicatat pada tahun 2022,” kata pernyataan itu.

“Langkah-langkah segera diperlukan untuk menghindari kekerasan yang meningkat lebih lanjut di dalam kamp-kamp pengungsi dan mencegah hilangnya nyawa lebih lanjut,” kata badan PBB itu.

Ketegangan telah memuncak di Tepi Barat yang diduduki selama setahun terakhir, dengan militer Israel melakukan serangan kekerasan dengan dalih menangkap apa yang disebutnya sebagai “buronan” warga Palestina.

Baca Juga : Polisi Albania Gerebek Kamp MKO Anti-Iran Atas Tindakan Teroris

Serangan-serangan ini telah mengakibatkan hampir 170 kematian warga Palestina, termasuk 28 anak-anak dan banyak penangkapan pada tahun 2023.

Kelompok hak asasi manusia telah mendokumentasikan beberapa kasus tentara Israel menembak demonstran damai Palestina di wilayah pendudukan. Palestina menuntut agar kasus-kasus seperti itu dibawa ke pengadilan internasional dan agar Israel dimintai pertanggungjawaban atas kekejaman mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *