Gaza, Purna Warta – Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) memperbarui permohonannya untuk gencatan senjata kemanusiaan, memperingatkan akan krisis kelaparan yang mengkhawatirkan yang menghancurkan Gaza.
Baca Juga : Iran: Negara-negara Barat Tidak Menghormati Kemanusiaan
“Gaza sedang bergulat dengan bencana kelaparan,” Thomas White, direktur urusan UNRWA di Gaza, menekankan pada platform media sosial X, mengungkapkan perjuangan sehari-hari untuk mendapatkan makanan dan air.
Menyoroti tingkat keparahannya, UNRWA melaporkan, “40 persen penduduk kini berisiko mengalami kelaparan,” dan menambahkan, “Kenyataannya adalah, kita membutuhkan lebih banyak bantuan. Satu-satunya harapan yang tersisa adalah gencatan senjata kemanusiaan.”
Juga Dr. Hani Hamada, yang mengawasi operasi kesehatan di Gaza, mengungkapkan tekanan pada fasilitas medis, dengan menyatakan, “Kompleks Medis Nasser di Khan Younis dikepung, sehingga menghambat layanan penting.”
Menggambarkan kebutuhan medis yang mendesak, Hamada menekankan, “Sekitar 1,6 juta orang di Rafah sangat membutuhkan perawatan medis, dan pengobatan kanker pun terganggu.”
“Kompleks Medis Nasser di Khan Younis sekarang terkepung dan tidak dapat dijangkau untuk memberikan semua layanan,” kata Hamada dari rumah sakit lapangan Indonesia di Rafah. “Dan di wilayah pusat, hanya ada Rumah Sakit Martir Al-Aqsa, sedangkan Rumah Sakit Eropa penuh dengan kasus dan daftar tunggu yang tinggi untuk tujuan ini.”
Intervensi mendesak sangat penting, tegas Hamada, sambil menghimbau lembaga-lembaga dan negara-negara internasional untuk mengurangi dampak serangan Israel yang sedang berlangsung.
Baca Juga : Kepala Keamanan Iran dan Rusia Tekankan Perlunya Pemberantasan Terorisme
Dalam perkembangan paralel, antara 6.000 hingga 25.000 tentara Israel dikerahkan kembali di Gaza, dengan pasukan hadir di berbagai divisi dan bentrokan yang sedang berlangsung dilaporkan terjadi di beberapa wilayah.
Laporan menunjukkan bahwa setidaknya ada enam pasukan tempur tingkat brigade yang beroperasi di Khan Younis saat ini. Mereka berusaha menguasai wilayah tersebut karena menurut mereka para pejuang Palestina ada di dalamnya.
Korban tragis masih terus terjadi, dan Bulan Sabit Merah Palestina mengkonfirmasi kematian dan cedera dalam serangan terhadap rumah sakit dan kawasan perumahan, sehingga menambah jumlah korban konflik. Di Khan Younis, serangan dahsyat di dekat Rumah Sakit Kota El Amal merenggut nyawa 10 orang, menyebabkan 12 lainnya terluka, termasuk seorang anak yang dilarikan ke ambulans untuk mendapatkan perawatan medis darurat. Selain itu, pemboman Israel di lingkungan al-Wafiya mengakibatkan korban jiwa, dengan setidaknya satu warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka.
Sementara itu, di pinggiran utara Kota Gaza, ledakan besar bergema di tengah penembakan artileri Israel yang terus berlanjut, sehingga memperburuk situasi yang sudah mengerikan.
Dua jurnalis lagi tewas dalam pemboman Israel di Gaza, sehingga total korban tewas jurnalis di wilayah tersebut menjadi 105 orang, kata Kantor Media Pemerintah.
Baca Juga : Kapal Perusak Iran Menarik Pelanggan Setelah Misi Keliling Dunia
Lebih dari 30 orang tewas dalam serangan tentara Israel di sebuah alun-alun perumahan di Beit Lahiya, termasuk jurnalis foto Ahmed Khair al-Din dan jurnalis Mohammad Khair al-Din, kantor berita Palestina Wafa melaporkan. Di Gaza, setidaknya 21.110 orang tewas dan 55.243 luka-luka dalam serangan Israel sejak 7 Oktober.