Al-Quds, Purna Warta – Badan Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) menyerukan diakhirinya kampanye “pembunuhan tanpa pandang bulu” terhadap warga Palestina, terutama anak-anak, di Jalur Gaza, sehingga meningkatkan kewaspadaan atas situasi mengerikan yang disebabkan oleh perang genosida Israel di wilayah tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi AS ABC pada hari Senin (13/5), juru bicara UNICEF Tess Ingram mengatakan bahwa dia melihat dampak “mengerikan” dari pertempuran terhadap tubuh anak-anak selama dia berada di rumah sakit di Gaza, termasuk di kota selatan Rafah.
Baca Juga : Dokter Iran Sukses Lakukan Operasi Transplantasi Organ Pertama dari Donor yang Sudah Meninggal
“Saya melihat seorang gadis berusia sembilan tahun yang masih hidup di ranjang rumah sakit di Rafah dengan luka ledakan besar di satu sisi tubuhnya, dan ketika saya bertemu dengannya, dia sudah seperti itu selama 16 hari karena kemampuan medis di Gaza, untuk memperbaiki luka-luka itu tidak ada,” tambahnya.
“Kita perlu mengakhiri pertempuran dan pembunuhan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil, terutama anak-anak.”
Israel melancarkan perang brutalnya di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah kelompok perlawanan Hamas Palestina melakukan operasi bersejarah terhadap entitas pendudukan sebagai pembalasan atas kekejaman yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.
Rezim Tel Aviv sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 35.091 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai 78.827 lainnya.
Meskipun ada peringatan dari para aktivis kemanusiaan internasional, pasukan Israel baru-baru ini mengambil alih penyeberangan Rafah di sisi Palestina, jalur vital Gaza dan mulai melakukan pengeboman di kota tersebut.
Para pejabat Israel mengatakan ini adalah langkah pertama menuju serangan skala penuh terhadap Rafah, rumah bagi sekitar 1,5 juta warga Palestina yang terpaksa mengungsi akibat serangan gencar di Gaza.
Serangan Israel di Rafah semakin membatasi pengiriman bantuan ke Gaza yang terkepung di tengah kekurangan bahan bakar, makanan dan air bersih.
Baca Juga : Sumber Ketidakstabilan dan Ancaman Terorisme di Afghanistan adalah Amerika Serikat
UNRWA: Akses kemanusiaan ‘masalah hidup atau mati’ bagi warga Gaza
Dalam postingan X pada hari Senin, badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan pembatasan akses kemanusiaan adalah “masalah hidup atau mati” bagi orang-orang di Gaza.
Hal ini juga menggarisbawahi perlunya jalur bantuan kemanusiaan dan pekerja bantuan yang aman ke wilayah Palestina.
Dalam postingan lainnya, UNRWA memperingatkan lebih dari 150.000 wanita hamil menghadapi “kondisi sanitasi dan bahaya kesehatan yang buruk” di Gaza dan menyerukan gencatan senjata segera.