Yerusalem, Purna Warta – Petinggi Hamas menekankan bahwa pihaknya adalah kelompok yang independen meski memiliki keterikatan ideologi dengan Ikhwanul Muslimin dan mendapat dukungan penuh dari Iran.
Dilansir dari Alarabiya, Kepala biro politik Hamas di luar negeri, Khaled Mashal, menekankan bahwa agenda utama Hamas adalah untuk perlawanan dan pembebasan, bukan untuk mengobarkan perang.
Baca Juga : Menlu Maroko Sambut Delegasi Israel
Ia juga menegaskan keterikatan Hamas dengan Ikhwanul Muslimin secara ideologis. Namun hal itu tak mempengaruhi independensi gerakan perlawanan tersebut.
“Kami dulu dan sekarang masih secara ideologis menjadi bagian dari Ikhwanul Muslimin, tetapi kami adalah gerakan Palestina yang independen,” kata Mashal dalam wawancara eksklusif dengan Alarabiya yang dipublikasikan pada Senin (5/7).
Dia juga mengingatkan bahwa Hamas sebelumnya hadir di berbagai negara Arab. Ia menekankan bahwa kelompok itu menerima dukungan dari negara mana pun, termasuk Iran, dan tidak mengorbankan independensi gerakan itu.
Baca Juga : Pasca Perang Israel Gaza Alami Rawan Pangan
Teheran Mendukung Hamas dengan Senjata
Mengenai dukungan Iran, kepala biro politik Hamas di luar negeri menegaskan bahwa Teheran mendukung gerakan itu dengan menyumbangkan senjata dan sarana teknis.
Di sisi lain, Mashal menolak setiap agresi terhadap negara-negara Arab, terutama Arab Saudi. Ia meminta negara itu untuk memulihkan hubungan dengan Hamas seperti di masa lalu seraya memuji upaya Saudi untuk mencapai Perjanjian Mekah pada tahun 2007.
Dia menambahkan, “Israel dan pihak lainnyalah yang mencoba untuk menggulingkan Perjanjian Mekah, bukan Hamas. Perjanjian Mekah akan membuat gerakan Hamas berada di kepala pemerintahan yang bersatu, jadi bagaimana kita bisa berbalik melawannya?”
Baca Juga : Gaza Alami Kerugian Lebih dari 300 Juta Dolar Dalam Perang 11 Hari
Mengenai peristiwa baru-baru ini di Yerusalem dan Gaza, dia mengatakan bahwa Perlawanan Palestina bertindak setelah polisi Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa dan melecehkan situs situs suci di sana.
Mengenai masalah pertukaran tahanan, dia mengatakan belum ada kemajuan nyata. Ia juga menolak untuk mengungkapkan apakah Hamas memiliki tahanan Israel yang masih hidup atau hanya sisa-sisa tentara.
Mengenai hubungan Hamas dengan Suriah, Mashal membantah adanya perkembangan baru di bidang ini.