Gaza, Purna Warta – Penerima waralaba Starbucks di Timur Tengah, Alshaya Group yang berbasis di Kuwait, telah memberhentikan 2.000 karyawan, yang merupakan 10 persen dari tenaga kerjanya.
Baca Juga : Hari Perempuan Internasional: Gaza Kenang 8.900 Perempuan yang Terbunuh Akibat Agresi Israel
Langkah ini menyusul boikot yang dilakukan aktivis pro-Palestina di Timur Tengah selama perang Israel di Gaza, yang menargetkan Starbucks dan merek Barat lainnya seperti McDonald’s.
Para aktivis telah memasukkan merek-merek ini ke dalam daftar hitam karena dianggap mendukung Israel selama perang di Gaza. Starbucks secara khusus menjadi sasaran empuk setelah mereka mengambil tindakan hukum terhadap serikat pekerja karena mengunggah pesan pro-Palestina di media sosial.
Alshaya Group mengoperasikan sekitar 1.900 cabang waralaba Starbucks di Bahrain, Mesir, Yordania, Kuwait, Lebanon, Maroko, Oman, Qatar, Arab Saudi, Turki, dan UEA. Kelompok ini mengaitkan PHK tersebut dengan “kondisi menantang” yang mereka hadapi.
“Mengingat kondisi perdagangan yang terus menantang selama enam bulan terakhir, kami telah membuat keputusan sulit untuk mengurangi jumlah kolega di gerai Starbucks MENA kami,” kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga : Hamas: Israel Gagalkan Semua Upaya Mediasi untuk Gencatan Senjata Gaza
Meskipun Starbucks mengklaim “tidak memiliki agenda politik” dan tidak mendanai operasi pemerintah atau militer apa pun, perusahaan tersebut mengalami penurunan penjualan pada awal tahun 2024 dan berdampak signifikan pada penjualannya di Timur Tengah.