Al-Quds, Purna Warta – Isreal mengklaim bahwa empat negara lainnya akan segera menandatangani perjanjian kompromi dengan rezim Zionis.
Menteri Penerangan Israel mengatakan bahwa pemerintah Oman, Arab Saudi dan Qatar semakin dekat untuk menandatangani perjanjian tersebut.
Menyusul upaya rezim Zionis untuk menormalisasi hubungan dengan negara-negara Arab dengan dukungan Amerika Serikat, menteri intelijen rezim tersebut, Eli Cohen, mengklaim bahwa keempat negara tersebut akan menandatangani perjanjian kompromi dalam waktu dekat.
Dalam wawancara dengan surat kabar berbahasa Ibrani Yedioth Ahronoth, Cohen mengatakan bahwa pihaknya mengharapkan tiga negara Arab dan satu negara Afrika untuk segera menormalisasi hubungan dengan Tel Aviv.
Dia menjelaskan empat negara yang paling dekat dengan penandatanganan kesepakatan kompromi dengan Israel adalah Arab Saudi, Oman, Qatar dan Niger.
“Kurang dari sebulan yang lalu, saya kembali dari perjalanan bersejarah ke Sudan, dan minggu sebelumnya, saya berada di Mesir untuk pertemuan puncak keamanan ekonomi,” kantor berita Anatolia mengutip pernyataan menteri intelijen Israel.
“Kami sedang berbicara dengan Oman, Arab Saudi dan Qatar di Teluk,” kata Cohen, merujuk pada kemungkinan perjanjian kompromi lebih lanjut yang ditandatangani dalam waktu dekat.
“Selain itu, pemilihan umum telah diadakan di Niger dan kandidat yang menang adalah pendukung AS, yang meningkatkan peluang untuk menjalin hubungan dengan Israel,”tambahnya.
Kemarin (Rabu, 17/3), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah wawancara radio bahwa empat negara lain mungkin akan segera menandatangani perjanjian kompromi, tetapi tidak menyebutkan nama mereka.
Sejauh ini, Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko, di bawah naungan pemerintahan Donald Trump yang dipimpin AS, telah menandatangani perjanjian normalisasi dengan rezim pendudukan di Yerusalem, yang dikenal sebagai perjanjian Abraham, dengan itu mereka akan menjalin hubungan diplomatik secara resmi.
Sebelumnya, diplomat dari beberapa negara Eropa dan Arab, bersama dengan pejabat PBB, mengatakan dalam pertemuan di Paris bahwa langkah-langkah kecil yang potensial dapat diambil untuk menghidupkan kembali perundingan kompromi setelah pemilihan umum di Ramallah dan Tel Aviv.
Baca juga: Damaskus: Agresi Israel Terhadap Suriah Dikoordinasikan oleh Kelompok Teroris