Tel Aviv, Purna Warta – Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich telah berjanji untuk mencegah masuknya semua bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza yang terkepung. “Bahkan tidak ada sebutir gandum pun yang akan masuk ke Gaza,” kata Smotrich dalam sebuah pernyataan kepada harian Israel Yedioth Ahronoth.
Smotrich mengatakan bahwa ia telah memprioritaskan kekalahan total gerakan perlawanan Palestina Hamas daripada pengembalian tawanan Israel.
Sejak 2 Maret, beberapa minggu sebelum rezim tersebut memutuskan perjanjian gencatan senjata dengan Hamas, rezim tersebut telah menutup semua penyeberangan ke Gaza, dan menghentikan aliran bantuan kemanusiaan dan medis.
Pada hari Selasa, kepala enam badan PBB mengimbau para pemimpin dunia dalam sebuah pernyataan untuk bertindak segera guna memastikan bantuan kemanusiaan sampai ke Gaza.
“Dengan blokade Israel yang diperketat di Gaza yang kini memasuki bulan kedua, kami mengimbau para pemimpin dunia untuk bertindak tegas, segera, dan tegas, serta memastikan prinsip-prinsip dasar hukum humaniter internasional ditegakkan.”
Pernyataan tersebut telah ditandatangani oleh para kepala Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), badan PBB untuk anak-anak (UNICEF), Kantor PBB untuk Layanan Proyek (UNOPS), Program Pangan Dunia (WFP), dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Israel juga telah menghentikan aliran air dari perusahaan Israel, Mekorot, ke Jalur Gaza, yang memblokir 70 persen dari total pasokan air Gaza. Juru bicara pemerintah kota Gaza Hosni Mehanna mengatakan pemutusan tersebut berasal dari jaringan pipa utama yang terletak di lingkungan Shujayea di bagian timur Kota Gaza, tempat pasukan Israel telah melancarkan serangan militer sejak 3 April.
Pemutusan tersebut mungkin merupakan hasil dari aktivitas militer langsung oleh pasukan Israel atau karena keputusan politik yang disengaja oleh otoritas rezim, katanya.
“Apa pun penyebabnya, konsekuensinya mengerikan. Jika aliran air dari Mekorot tidak segera dipulihkan, Gaza akan menghadapi krisis air besar-besaran.”