Sinwar: Israel sengaja Menunda Pembicaraan Mengenai Tawanan

Gaza, Purna Warta – Seorang pejabat senior Hamas menolak klaim bahwa perang genosida Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza telah menyebabkan “isolasi” pemimpin gerakan perlawanan Yahya Sinwar.

“Pembicaraan bahwa Sinwar diisolasi di terowongan hanyalah sebuah tuduhan,” kata seorang pejabat senior kelompok tersebut kepada al-Araby al-Jadeed, seperti yang dilaporkan outlet berita tersebut pada hari Rabu.

Sinwar “sedang menjalankan tugasnya sebagai pemimpin gerakan di lapangan,” tambah pejabat itu.

Sumber tersebut mengatakan informasi menyesatkan tersebut diberikan “oleh [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu dan lembaga-lembaganya untuk menutupi kegagalannya mencapai tujuan [perang].”

Rezim Israel melancarkan perang pada bulan Oktober, menyusul Badai al-Aqsa, sebuah operasi pembalasan yang dilakukan oleh kelompok perlawanan Gaza terhadap wilayah pendudukan, yang menyebabkan ratusan orang ditawan.

Perang tersebut sejauh ini telah merenggut nyawa 34.183 warga Palestina dan melukai total 77.143 lainnya.

Meskipun kampanye pertumpahan darah terus terjadi, rezim tersebut sejauh ini gagal mewujudkan “tujuannya”, yaitu mengalahkan perlawanan, melepaskan tawanan, dan menyebabkan perpindahan paksa seluruh penduduk wilayah pesisir ke negara tetangga, Mesir.

Pejabat Hamas menolak laporan media berbahasa Ibrani bahwa perang Israel telah mengakibatkan kekalahan perlawanan di bagian tengah dan utara Gaza.

“Dimulainya kembali kampanye militer pendudukan di utara dan tengah, setelah sebelumnya mereka mengumumkan pemusnahan perlawanan di sana, disebabkan oleh kesadaran mereka akan ketidakbenaran klaim mereka sebelumnya [tentang kekalahan perlawanan di wilayah tersebut],” kata tokoh Hamas itu.

Sementara itu, ia mengumumkan bahwa kelompok tersebut saat ini menahan sebanyak 30 jenderal dan perwira Israel, yang ditangkap selama operasi penyerangan di al-Aqsa.

“Petugas yang ditangkap berada di tempat yang sangat aman, jauh dari tangan pendudukan,” kata pejabat tersebut.

Rezim Israel, kata sumber itu, “sedang melakukan proses sistematis untuk menyesatkan” masyarakat Israel tentang para tawanan dan situasi mereka “untuk menghindari kewajiban membebaskan para tahanan ini.”

Pada bulan November, Hamas membebaskan 105 tawanan dengan imbalan 240 tahanan Palestina sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata selama empat hari.

Pejabat Hamas mengatakan satu-satunya cara untuk melepaskan tawanan yang tersisa adalah dengan melakukan “negosiasi serius yang diikuti dengan komitmen penuh terhadap gencatan senjata dan rekonstruksi [Gaza].”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *