Gaza, Purna Warta – Setidaknya 19 warga Palestina, termasuk anak-anak, tewas dan belasan lainnya terluka saat serangan udara Israel baru-baru ini menargetkan beberapa wilayah di Jalur Gaza yang terkepung, menurut sumber medis Palestina. Sumber tersebut melaporkan bahwa serangan terhadap sebuah kendaraan di Jalan Jalaa di Kota Gaza menewaskan sedikitnya empat orang pada hari Minggu. Beberapa orang juga mengalami luka-luka.
Serangan udara Israel di kamp pengungsi Jabalia, di utara Gaza, menewaskan sedikitnya lima orang, termasuk anak-anak. Itu adalah serangan mematikan terbaru yang dilakukan oleh tentara Israel pagi ini di Gaza.
Selain itu, sumber medis di Rumah Sakit Baptis di Kota Gaza dikutip mengatakan bahwa delapan jenazah, termasuk dua anak dan dua wanita, bersama dengan beberapa orang yang terluka, dibawa ke fasilitas tersebut setelah serangan udara Israel di Sekolah Musa bin Nusair di lingkungan al-Daraj di pusat Kota Gaza.
Menurut saksi mata, serangan udara di sekolah yang melindungi keluarga pengungsi itu menyebabkan kebakaran dan kerusakan parah pada bangunan tersebut. Jalur Gaza utara terus menyaksikan pemboman dan penembakan hebat sepanjang malam hingga Minggu, khususnya di Jabalia, Beit Lahia, dan Beit Hanoun, dengan serangan terjadi di sekitar Rumah Sakit Kamal Adwan. Di Gaza tengah, penembakan artileri menghantam sisi barat Kamp Baru di Nuseirat.
Di Jalur Gaza selatan, seorang pria Palestina dan istrinya tewas ketika helikopter Israel menyerang apartemen mereka di pusat Khan Younis. Selain itu, tiga warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di bagian timur Rafah.
Israel melancarkan perang di Gaza pada 7 Oktober 2023, setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa yang mengejutkan terhadap rezim Israel sebagai tanggapan atas kampanye pertumpahan darah dan penghancuran yang telah berlangsung selama puluhan tahun oleh entitas pendudukan terhadap warga Palestina.
Serangan berdarah rezim di Gaza sejauh ini telah menewaskan 45.227 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai 107.573 lainnya. Ribuan lainnya juga hilang dan diduga tewas di bawah reruntuhan.
Militer Israel secara sistematis telah memblokir masuknya makanan, obat-obatan, pasokan medis, bahan bakar, dan tenda yang dapat menyelamatkan nyawa ke wilayah Palestina yang terkepung sejak Oktober 2023.
Lebih dari satu tahun setelah rezim Tel Aviv melancarkan kampanye pembunuhan dan penghancuran, infrastruktur penting wilayah tersebut seperti jaringan air, fasilitas sanitasi, dan pabrik roti semuanya telah dihancurkan.