Gaza, Purna Warta – Sebuah laporan baru yang disusun bersama oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, Uni Eropa dan Bank Dunia mengatakan bahwa situasi sosial ekonomi di Jalur Gaza yang terkepung semakin melemah sejak perang Israel pada bulan Mei.
Laporan Gaza Rapid Damage and Needs Assessment (RDNA), yang diterbitkan pada hari Selasa( 6/7), memperkirakan kerusakan yang disebabkan oleh pemboman selama 11 hari itu mencapai sekitar 380 juta US Dollar. Kebutuhan pemulihan diproyeksikan menelan biaya hingga 485 juta US Dollar.
Baca Juga : Gaza Alami Kerugian Lebih dari 300 Juta Dolar Dalam Perang 11 Hari
“Setelah permusuhan, 62% penduduk Gaza mengalami rawan pangan,” kata laporan tersebut.
Ia juga menemukan bahwa tingkat pengangguran berada di 48% dan sebelum perang tingkat kemiskinan di atas 50%.
Laporan itu mengatakan sebagian besar kerusakan terjadi pada perumahan, pusat kesehatan, pendidikan, dan perlindungan sosial dan pekerjaan.
“Sektor perumahan saja mewakili hampir 93% dari total kerusakan pada sektor sosial.”
Laporan tersebut merekomendasikan agar masyarakat internasional meningkatkan dukungannya untuk program bantuan tunai bagi warga Gaza, memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan, dan mentransfer pasien dengan kasus medis kritis ke luar daerah Gaza.
Baca Juga : Uni Eropa Minta Israel Hentikan Penggusuran di Palestina
“Dalam jangka pendek, pemulihan sosial ekonomi di Gaza akan ditentukan oleh dua faktor: 1) Tingkat pembiayaan yang tersedia, termasuk dari donor untuk kegiatan rekonstruksi, 2) dan sejauh mana pembatasan pergerakan dan akses orang dan barang yang memasuki Gaza, khususnya pasokan bahan rekonstruksi penting,” tulis laporan tersebut.
Bulan lalu, Federasi Umum Serikat Buruh Palestina memperingatkan bahwa penutupan pintu penyebrangan perbatasan Gaza secara terus-menerus oleh Israel dapat menyebabkan bencana kemanusiaan besar.
Israel juga telah meluncurkan tiga perang besar di Gaza sejak 2008.
Dalam perang terbaru setidaknya 260 warga Palestina, termasuk lebih dari 60 anak-anak, tewas dalam rentang waktu 11 hari yang dimulai pada 10 Mei. Hingga gerakan perlawanan yang berbasis di Gaza membalas Israel.
Baca Juga : Hamas Kecam Negara Muslim yang Akan Mengikuti Latihan Militer dengan Israel
Rezim akhirnya dipaksa untuk mengumumkan gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir. Gencatan senjata tersebut mulai berlaku pada dini hari 21 Mei.
Jalur Gaza dihuni oleh sekitar dua juta rakyat Palestina, telah berada di bawah blokade yang diberlakukan oleh Israel sejak Juni 2007.
Dalam beberapa tahun terakhir, daerah tersebut telah menerima berbagai kebutuhan pokok melalui penyeberangan Kerem Shalom serta dua lainnya, termasuk satu dengan Mesir, yang dikontrol ketat oleh pemerintah di Kairo.