Purna Warta – Sekelompok peretas telah membobol server perusahaan hosting internet Israel Cyberserve dan menjatuhkan sejumlah situs web yang digunakan secara luas, Peretas tersebut juga memperingatkan perusahaan bahwa mereka memiliki data yang dapat dibocorkan.
“Halo lagi! Kami punya kabar untuk Anda,” tulis grup Black Shadow dalam pesan yang beredar di media sosial pada Jumat malam (29/10).
“Anda mungkin tidak dapat terhubung ke banyak situs web hari ini. Perusahaan Cyberserve dan pelanggan mereka sedang terkena dampak kami. Anda mungkin bertanya bagaimana dengan data anda? Seperti biasa, kami mengambil banyak data. Jika anda tidak ingin data anda kami bocorkan, hubungi kami segera.” tambah hacker tersebut.
Situs web sejumlah pelanggan Cyberserve tidak tersedia pada Sabtu pagi (30/10).
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh surat kabar harian berbahasa Inggris Israel Jerusalem Post, data yang disita oleh para peretas mencakup berbagai macam bisnis, termasuk perusahaan transportasi umum Dan dan Kavim, perusahaan perjalanan Pegasus dan situs blog penyiar publik Kan.
Kelompok peretas pada hari Sabtu (30/10) merilis di Telegram apa yang mereka katakan sebagai data dari jalur bus Israel Kavim.
“Mereka tidak menghubungi kami, jadi bocoran data pertama ada di sini! ‘Kavim Bus’ https://www.kavim-t.co.il/,” kata Black Shadow di Telegram, dengan mengirimkan sebuah gambar yang tampak seperti database berisi informasi pribadi orang Israel.
“Jika Anda tidak menghubungi kami, kami akan membocorkan lebih banyak,” tambah grup itu.
Tahun lalu, Black Shadow menyerang perusahaan asuransi kendaraan Israel Shirbit dan dilaporkan menuntut bitcoin sebagai tebusan.
Bagaimanapun perusahaan tersebut mengatakan tidak akan membayar hal yang mengarah ke penjualan informasi yang dicuri dari perusahaan oleh web gelap.
Serangan Black Shadow pada Desember 2020 di Shirbit adalah serangan siber terbesar terhadap perusahaan Israel pada saat itu.
Laporan media berbahasa Ibrani menuduh Black Shadow adalah kelompok yang didukung Iran.
Sebuah survei tahun 2020 menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan Israel membayar lebih dari 1 miliar USD kepada peretas sebagai tebusan pada tahun 2020, diperkirakan angka tersebut akan meningkat di tahun 2021.