Gaza, Purna Warta – Keluarga seorang tentara Israel yang ditawan oleh gerakan perlawanan Hamas mengungkapkan bahwa ia tewas akibat serangan udara Israel sendiri selama perang genosida di Gaza.
Tamir Nimrodi, yang jenazahnya dikembalikan ke Israel pada Selasa lalu berdasarkan kesepakatan gencatan senjata terbaru, sebelumnya ditangkap hidup-hidup oleh pejuang perlawanan Palestina pada 7 Oktober 2023.
Dalam pernyataan pada Rabu (waktu setempat), keluarga Nimrodi dan forum keluarga para tawanan mengonfirmasi bahwa Nimrodi meninggal dunia saat dalam tahanan akibat serangan udara Israel di Gaza, dan menyatakan bahwa tanggung jawab atas kematiannya berada pada operasi militer Israel.
“Tamir diculik dalam keadaan hidup dari markasnya dan tewas dalam pengeboman oleh tentara Israel saat berada dalam tawanan,” demikian bunyi pernyataan keluarga.
Militer Israel juga membenarkan bahwa Nimrodi ditangkap dalam keadaan hidup dan meninggal di awal perang.
Diperkirakan puluhan tawanan Israel telah tewas akibat serangan udara dan tembakan pasukan Israel sendiri selama perang genosida terhadap Gaza.
Seorang pejabat senior Hamas mengatakan kepada media bahwa publik Israel seharusnya menuntut pertanggungjawaban Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, kabinetnya, dan militer Israel atas kematian para tawanan tersebut serta hilangnya jenazah mereka di bawah reruntuhan.
“Akibat perang genosida yang dilakukan Israel, banyak tawanan yang terbunuh bersama para penjaga perlawanan Palestina mereka, dan komunikasi dengan beberapa unit yang bertanggung jawab atas jenazah mereka pun terputus,” ujar sumber tersebut.
Pada hari Senin, empat jenazah dikembalikan ke wilayah pendudukan, sementara Hamas berjanji akan menemukan dan menyerahkan sisa 21 jenazah tawanan lainnya begitu mereka berhasil ditemukan di bawah reruntuhan akibat pemboman Israel di seluruh Gaza.
Baca juga: Greta Thunberg Ungkap Kekerasan Israel saat Penangkapan Armada Bantuan Gaza
Pada hari yang sama, Hamas membebaskan 20 tawanan yang masih hidup, dan sebagai gantinya, sekitar 2.000 tahanan Palestina dibebaskan.
Sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata, jenazah sekitar 400 warga Palestina akan dikembalikan ke Gaza sebagai pertukaran atas jenazah tawanan Israel yang telah meninggal dunia. Hingga saat ini, Israel telah menyerahkan sekitar 45 jenazah.
Sumber medis menyebutkan bahwa sebagian jenazah menunjukkan tanda-tanda penyiksaan, eksekusi, atau dilindas oleh tank. Beberapa di antaranya ditemukan tanpa anggota tubuh.
Pada Selasa pagi, Israel mengancam akan mencabut sebagian komitmen gencatan senjatanya yang bertujuan untuk melonggarkan blokade terhadap Gaza.
Otoritas Israel tetap menutup perlintasan Rafah dengan Mesir dan membatasi secara ketat masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah yang terkepung tersebut.
Perlintasan Rafah sendiri hampir sepenuhnya hancur akibat invasi militer Israel ke kota itu.
Pihak berwenang Palestina di Gaza melaporkan setidaknya 27 pelanggaran gencatan senjata oleh Israel sejauh ini, termasuk pembunuhan sedikitnya tujuh orang pada hari Selasa.
Hamas menegaskan bahwa pihaknya tetap mematuhi gencatan senjata, sementara lembaga-lembaga hak asasi manusia menyerukan penyelidikan internasional atas pelanggaran berat Israel terhadap hukum internasional.
Jumlah korban tewas akibat genosida Israel sejak Oktober 2023 kini telah meningkat menjadi 67.938 orang.