Gaza, Purna Warta – Pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 11 warga Palestina dalam serangkaian serangan di Gaza utara, saat hujan lebat dan pasang surut memperburuk keadaan keluarga pengungsi yang tinggal di tempat penampungan sementara.
Serangan udara dan penembakan Israel telah menewaskan 11 warga Palestina di Jalur Gaza, dengan tiga serangan terpisah dilaporkan terjadi di bagian utara daerah kantong tersebut.
Menurut kantor berita Wafa, enam orang, termasuk wanita dan anak-anak, tewas dalam serangan udara di wilayah az-Zarqa.
Tiga orang lainnya tewas, dan beberapa lainnya terluka dalam serangan di kamp pengungsi Shati di Kota Gaza. Dua orang lainnya tewas dan beberapa lainnya terluka selama penembakan Israel di lingkungan Zeitoun, Gaza.
Semalam, Gaza utara mengalami pemboman hebat, khususnya di distrik Sheikh Radwan di Kota Gaza, tempat empat orang tewas di rumah mereka. Para korban dibawa ke Rumah Sakit al-Ahli, meskipun paramedis menghadapi tantangan karena kerusakan parah pada infrastruktur.
Ada juga kekurangan pasokan medis yang parah di rumah sakit, yang memperburuk situasi bagi mereka yang terluka.
Pesawat tempur Israel juga mengebom sebuah rumah di dekat sekolah dasar an-Nazla di Jabalia, meskipun jumlah pasti korban masih belum jelas.
Penembakan lebih lanjut menargetkan lingkungan Zeitoun di Kota Gaza, menambah jumlah korban tewas yang terus meningkat.
Saksi mata melaporkan bahwa pasukan Israel masih aktif di Beit Lahiya, di Jalur Gaza utara, tempat pertempuran yang sedang berlangsung dengan pejuang perlawanan Hamas telah mengakibatkan korban tambahan.
Militer Israel telah mengeluarkan perintah evakuasi baru untuk Beit Lahiya, dengan alasan perubahan yang akan segera terjadi di daerah itu menjadi zona perang aktif.
Selain kekerasan, cuaca buruk telah memperparah penderitaan warga Palestina. Hujan deras dan pasang surut telah membanjiri lebih dari 10.000 tempat penampungan sementara di Gaza, yang berdampak pada ribuan orang yang mengungsi.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mencatat bahwa badan-badan bantuan telah berjuang untuk mempersiapkan musim hujan karena pembatasan ketat pada pasokan yang masuk ke daerah kantong tersebut.
Ia menambahkan bahwa daerah-daerah seperti Khan Younis dan Kota Gaza telah terkena dampak khususnya, dengan ribuan orang yang mengungsi menghadapi penghancuran tempat penampungan mereka.
Saat badai musim dingin terus berlanjut, banyak orang mencari perlindungan di masjid-masjid yang penuh sesak dan pusat-pusat evakuasi, sementara yang lain tetap berada di tenda-tenda mereka yang rusak, sehingga meningkatkan kerentanan mereka terhadap penyakit.
Sementara itu, operasi militer Israel terus berlanjut di Rafah selatan, tanpa tanda-tanda akan mereda setelah lebih dari enam bulan beraktivitas di daerah tersebut.
Perang Israel yang sedang berlangsung telah mengakibatkan penghancuran banyak situs bersejarah di seluruh Gaza, dengan kelompok-kelompok hak asasi manusia menuduh Israel melakukan “genosida budaya.”
Masjid Agung Omari di Kota Gaza, misalnya, rusak parah akibat serangan udara pada bulan Desember, menandai hancurnya lebih dari 200 situs bersejarah di wilayah tersebut.
Genosida Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 44.235 warga Palestina dan melukai 104.638 orang sejak 7 Oktober 2023.