Rafah, Purna Warta – Serangan udara Israel di kota Rafah di Gaza selatan mengakibatkan kematian sembilan orang, termasuk enam anak-anak dan dua wanita.
Menurut sumber yang dikutip oleh Al Jazeera, jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel baru-baru ini di lingkungan Tal as-Sultan di Rafah telah meningkat menjadi sembilan orang, dengan enam anak-anak dan dua wanita di antara korbannya. Serangan dilaporkan menyasar kediaman keluarga Radwan.
Laporan menunjukkan bahwa rencana militer Israel, yang juga dimiliki AS, untuk mengevakuasi sekitar 1,4 juta warga sipil Palestina dari Rafah menjelang potensi invasi darat, tidak memiliki ketentuan untuk layanan penting seperti makanan dan air, menurut pemantau perang.
Institute for the Study of War (ISW) dan Critical Threats Project (CTP) menyoroti “pertemuan virtual” tingkat tinggi antara pejabat AS dan Israel mengenai potensi serangan darat ke Rafah di Gaza selatan. Namun, diskusi lebih lanjut mengenai masalah ini dikatakan ditunda, sesuai laporan ISW-CTP.
Selain itu, lembaga think tank melaporkan serangan udara Israel yang sedang berlangsung yang menargetkan 25 lokasi untuk mendukung operasi darat.
Sejak perang enam bulan Israel meletus pada tanggal 7 Oktober menyusul tindakan pembalasan oleh kelompok perlawanan Gaza, jumlah korban jiwa warga Palestina telah mencapai 34.012 orang.
Dalam 24 jam terakhir saja, Kementerian Kesehatan melaporkan 42 korban jiwa dan 63 luka-luka. Selain itu, pada Sabtu dini hari, kantor berita Palestina Wafa mengungkapkan bahwa setidaknya tujuh orang tewas dalam serangan udara Israel di lingkungan Tal as-Sultan di Rafah.
Jumlah korban luka sejak dimulainya perang Israel mencapai 76.833 orang, mencerminkan kehancuran dan penderitaan manusia yang meluas yang menimpa penduduk Gaza.
Kekhawatiran masih ada bahwa jumlah korban tewas sebenarnya bisa lebih tinggi lagi, dengan banyak jenazah yang diperkirakan masih terkubur di bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel.