Gaza, Purna Warta – Serangan udara Israel yang menargetkan kamp pengungsi di Gaza tengah pada Senin dini hari memicu kebakaran besar, menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai sekitar 70 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.
Baca juga: 25 Tentara Israel Terluka dalam Bentrokan di Lebanon Selatan
Jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat karena banyak warga Palestina yang mengungsi masih belum diketahui keberadaannya.
Serangan udara tersebut menghantam sebuah kamp yang menampung warga Palestina yang mengungsi di dekat Rumah Sakit Syuhada al-Aqsa di kota Deir al-Balah. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa beberapa orang tewas, dan puluhan lainnya terluka, dengan kekhawatiran bahwa lebih banyak korban akan muncul saat operasi penyelamatan terus berlanjut.
Rekaman video yang dibagikan di media sosial menunjukkan penduduk menggunakan selimut dan ember untuk mencoba memadamkan api yang melanda kamp tersebut. Para saksi mata menggambarkan suasana yang kacau, dengan orang-orang berjuang menyelamatkan mereka yang terjebak di tengah api dan puing-puing. Media berbahasa Arab menggambarkan gambaran yang menghancurkan akibat serangan itu, karena banyak penduduk, termasuk anak-anak, dilaporkan tertidur ketika serangan itu terjadi.
Militer Israel menyatakan bahwa serangan udara itu menargetkan “pusat komando” yang diduga digunakan oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas. Namun, Hamas secara konsisten membantah klaim tersebut, menuduh Israel menggunakannya sebagai dalih untuk menyerang warga sipil.
Baca juga: Jumlah Korban Tewas di Jabalia Meningkat, Ribuan Orang Terjebak Tanpa Bantuan
Serangan udara di Deir al-Balah terjadi tak lama setelah sedikitnya 20 orang, termasuk anak-anak, tewas dalam serangan terpisah di sebuah sekolah di kamp pengungsi Nuseirat, juga di Gaza tengah.
Serangan terbaru itu merupakan bagian dari perang genosida Israel yang sedang berlangsung yang dimulai pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan kematian sedikitnya 42.227 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan menyebabkan 98.464 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.