Serangan Udara Israel di Hari Tahun Baru Tewaskan 17 Orang di Gaza

Gaza, Purna Warta – Sedikitnya 17 warga Palestina, termasuk banyak anak-anak, tewas dalam serangan udara Israel pada Hari Tahun Baru, dengan serangan hebat di kamp pengungsi Jabalia dan Bureij di Gaza utara.

Jet tempur dan pesawat nirawak Israel melancarkan serangan udara di Gaza saat Tahun Baru tiba, menewaskan 17 warga Palestina, termasuk sedikitnya 15 orang di kota utara Jabalia, tempat sebagian besar korban adalah anak-anak. Dua orang lagi tewas di kamp pengungsi Bureij pusat.

Militer Israel mengklaim serangan itu ditujukan untuk mencegah Hamas berkumpul kembali. Namun, para kritikus berpendapat pengepungan yang sedang berlangsung dimaksudkan untuk memaksa penduduk keluar dari wilayah Gaza utara, menciptakan “zona penyangga” bagi Israel.

Ribuan orang kini menghadapi pengungsian di tengah kondisi yang semakin memburuk. Keluarga-keluarga Palestina di Bureij menghadapi perintah evakuasi baru setelah roket ditembakkan dari daerah tersebut ke masyarakat Israel.

Sementara itu, pasukan Israel dilaporkan telah meledakkan bangunan-bangunan perumahan di Jabalia dan Beit Lahiya di dekatnya. Saat keluarga-keluarga berusaha melarikan diri dari kekerasan, mereka juga berjuang melawan cuaca dingin yang parah. Banyak warga Palestina yang mengungsi tinggal di tenda-tenda tanpa pakaian hangat dan bergantung pada metode pemanas darurat. Banjir akibat hujan selama berhari-hari telah membuat banyak tenda tidak dapat dihuni, yang menyebabkan penderitaan lebih lanjut.

Pertahanan Sipil Palestina melaporkan bahwa sedikitnya tujuh orang, termasuk enam bayi, telah meninggal karena hipotermia dalam seminggu terakhir. Sebuah rumah sakit lapangan di Khan Younis juga terendam banjir.

Pejabat-pejabat PBB menyerukan akses mendesak ke Gaza utara. Tom Fletcher, wakil sekretaris jenderal PBB untuk urusan kemanusiaan, mengecam otoritas Israel karena menolak hampir semua upaya PBB untuk memberikan bantuan. “Hampir tidak ada akses” telah diberikan meskipun ada lebih dari 140 permintaan untuk menjangkau warga sipil yang terkepung.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) telah menyoroti kondisi yang memburuk di Kota Gaza, tempat keluarga-keluarga pengungsi berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar. Kurangnya makanan, sanitasi, dan bantuan medis di tempat penampungan sementara memperburuk krisis.

Selain jumlah korban di Gaza, OCHA melaporkan bahwa pada tahun 2024 terjadi rekor jumlah serangan pemukim Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, dengan hampir 1.400 insiden yang menyebabkan korban jiwa Palestina dan kerusakan properti.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *