Gaza, Purna Warta – Angka terbaru menunjukkan sebanyak 3.141 siswa Palestina bersama dengan 130 guru dan administrator telah terbunuh oleh serangan Israel di Jalur Gaza yang terkepung dan Tepi Barat yang diduduki sejak 7 Oktober.
Baca Juga : Hamas: Israel Berencana Ciptakan Nakba lagi
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Selasa, Biro Pusat Statistik Palestina (PCBS) mengatakan 3.117 mahasiswa Palestina tewas di daerah kantong yang dibombardir antara 7 Oktober dan 11 November, sementara 24 mahasiswa tewas di Tepi Barat.
Sebanyak 4.863 orang terluka selama periode ini; 4.613 di antaranya berada di Gaza dan 250 di Tepi Barat. Sebanyak 403 guru dan administrator terluka akibat serangan Israel di wilayah yang terkepung sejak 7 Oktober, sementara lebih dari 40 guru dan administrator ditangkap di Tepi Barat.
Pasukan pendudukan Israel juga telah menangkap 67 mahasiswa, semuanya berasal dari Tepi Barat, selama periode tersebut.
Laporan PCBS menemukan bahwa pesawat tempur Israel dengan sengaja menargetkan 239 sekolah negeri di jalur yang diblokade dengan serangan udara, menyebabkan kerusakan parah pada 45 sekolah sementara 50 sekolah yang dikelola oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi (UNRWA) diserang.
Di Tepi Barat yang diduduki, tentara Israel telah menyerang 27 sekolah negeri. Sementara itu, Dana Darurat Anak Internasional PBB (UNICEF) mengatakan lebih dari 700.000 anak di Gaza terpaksa mengungsi di tengah serangan brutal Israel terhadap wilayah pesisir tersebut.
Baca Juga : Jihad Islam: Tawanan Israel akan Dipertahankan sampai Situasi Membaik
Warga Palestina di Gaza telah menyaksikan siklus pertumpahan darah tanpa akhir selama 39 hari berturut-turut. Serangan udara baru Israel telah merenggut puluhan nyawa warga sipil di seluruh wilayah yang terkepung.
Setidaknya enam anggota keluarga Palestina tewas dalam serangan terhadap sebuah rumah di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara. Jumlah tersebut merupakan tambahan dari 30 orang yang tewas dalam serangan udara lainnya di sana.
Di kota selatan Khan Yunis, 10 orang tewas dalam pemboman baru Israel. Hal ini terjadi karena rezim Israel telah mendeklarasikan Gaza selatan sebagai Zona Aman, dan memerintahkan warga sipil di bagian utara wilayah yang terkepung untuk pindah ke sana.
Seorang pejabat senior Hamas menolak klaim ‘palsu’ Israel bahwa Rumah Sakit al-Shifa digunakan sebagai ‘pos komando’ bagi para pejuang.
Israel meningkatkan serangannya di bagian selatan Gaza, meskipun telah memerintahkan warga sipil di bagian utara Gaza untuk mengungsi ke tempat yang mereka sebut sebagai “zona aman” di bagian selatan.
Baca Juga : Erdogan Kecam Israel sebagai Negara Teroris yang Hancurkan Gaza
Total korban tewas warga Palestina akibat perang Israel kini mencapai 11.250 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Selain bangunan tempat tinggal, rumah sakit juga tidak aman dari serangan Israel.
Lebih dari 60 politisi telah meminta ICC untuk menyelidiki Israel karena menyebabkan genosida di Jalur Gaza.
Semakin banyak warga Palestina yang menjadi korban agresi Israel di Tepi Barat
Semakin banyak warga Palestina yang menjadi korban agresi Israel di Tepi Barat yang diduduki. Pasukan rezim telah membunuh tujuh warga Palestina dalam serangan menjelang fajar di kota Tulkarem dan sebuah kamp pengungsi di sana.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan orang-orang tersebut tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel, dan serangan pesawat tak berawak oleh rezim. Belasan orang lainnya terluka, beberapa di antaranya berada dalam kondisi kritis. Pasukan rezim juga menembak mati seorang pria lain di daerah Persimpangan Beit Ainun.
Baca Juga : Korea Selatan dan AS Gelar Latihan Udara Gabungan di Laut Kuning
Ada juga laporan bentrokan di kota Qalqilia. Israel telah meningkatkan serangan berdarahnya di Tepi Barat. Hampir 190 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel dan pemukim di seluruh wilayah pendudukan sejak tanggal 7 Oktober.