Gaza, Purna Warta – Dua jurnalis Palestina lainnya tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza, sehingga menambah jumlah korban tewas anggota pers yang menjadi sasaran Israel sejak 7 Oktober menjadi 132 orang.
Pesawat-pesawat tempur Israel menargetkan rumah jurnalis Muhammad Tishreen Yaghi di kota al-Zawayda di Jalur Gaza tengah pada hari Jumat, menurut kantor media Gaza. Serangan tersebut juga menewaskan istri Yaghi dan anak-anaknya.
Jurnalis Musaab Abu Zayed, presenter Radio Al-Quran di Jalur Gaza, juga tewas dalam serangan udara di rumahnya di daerah kantong tersebut. Rincian lebih lanjut belum tersedia.
Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mengatakan dalam laporan tahunannya yang dirilis pada tanggal 15 Februari bahwa tujuh puluh dua dari 99 jurnalis yang terbunuh di seluruh dunia pada tahun 2023 adalah warga Palestina yang melaporkan perang Israel di Gaza.
Pembunuhan terhadap jurnalis akan menurun secara global dari tahun ke tahun jika bukan karena kematian dalam perang yang sedang berlangsung di Gaza, kata organisasi tersebut.
“Pada bulan Desember 2023, CPJ melaporkan bahwa lebih banyak jurnalis yang terbunuh dalam tiga bulan pertama perang Israel-Gaza dibandingkan jumlah jurnalis yang terbunuh di satu negara selama satu tahun penuh,” catat CJP.
Jodie Ginsberg, presiden CPJ, mengatakan serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal ancaman terhadap jurnalis.
“Yang penting untuk diingat tentang perang ini adalah bahwa jurnalis Gaza adalah satu-satunya jurnalis yang dapat melaporkan apa yang terjadi di Gaza. Jurnalis internasional tidak bisa masuk, tidak diperbolehkan masuk, kecuali dalam perjalanan yang sangat-sangat terkendali dan diawasi oleh tentara Israel.
“Jadi kami sepenuhnya bergantung pada jurnalis [Palestina], yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyampaikan berita ini kepada kami,” katanya.
Israel mengobarkan perang berdarah di Gaza pada 7 Oktober setelah Hamas melancarkan Operasi Badai al-Aqsa di wilayah pendudukan sebagai pembalasan atas kejahatan gencarnya rezim Tel Aviv terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.
Sejak dimulainya agresi, rezim Tel Aviv telah menewaskan sedikitnya 29.514 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di wilayah tersebut. Sebanyak 69.616 orang lainnya juga mengalami luka-luka.
Kampanye ini telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, menghancurkan rumah sakit dan membuat setengah dari 2,4 juta penduduknya mengungsi.
Israel juga telah memberlakukan “pengepungan total” terhadap wilayah pesisir tersebut, memutus bahan bakar, listrik, makanan dan air bagi lebih dari dua juta warga Palestina yang tinggal di sana.