Gaza, Purna Warta – Pasukan Israel telah menewaskan empat anggota keluarga al-Ghazi, termasuk seorang anak, saat mereka berusaha mengisi wadah air di titik distribusi di lingkungan Shujayea, Gaza.
Baca juga: Hamas Kutuk Pembunuhan Komandan Brigade Al-Quds di Tulkarm
Sebuah video yang beredar daring menunjukkan seorang anak dalam pelukan ayahnya, keduanya berlumuran darah, tergeletak di tanah sebelum paramedis dapat memindahkan mereka ke rumah sakit.
Banyak permohonan telah disampaikan secara daring oleh warga Palestina yang terjebak di lingkungan Shujayea, tidak dapat meninggalkan rumah mereka karena cedera akibat artileri Israel. Mereka tetap terkurung di dalam ruangan, karena pasukan Israel menargetkan siapa pun yang mencoba bergerak dengan drone dan quadcopter.
Shujayea, yang dulunya merupakan kawasan padat penduduk dan ramai, telah berubah menjadi kota mati, diratakan oleh dua serangan darat Israel, lapor koresponden Al Jazeera berbahasa Arab Ismail al-Ghoul.
Antara Senin dan Kamis, serangan Israel di Jalur Gaza mengakibatkan 139 warga Palestina tewas dan 331 orang cedera, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA). Laporan situasi terbaru OCHA mencatat bahwa 60.000 hingga 80.000 penduduk di bagian timur dan timur laut Kota Gaza mengungsi pada hari Kamis saat Israel melancarkan serangan darat ke Shujayea.
Perintah militer untuk evakuasi segera Shujayea telah berkontribusi terhadap perpindahan massal di Gaza, tempat sekitar 78 persen dari 2,3 juta penduduk wilayah itu telah mengungsi sejak Oktober.
Laporan OCHA juga menyoroti bahwa antara 1 dan 27 Juni, hanya 49 dari 101 misi bantuan kemanusiaan yang direncanakan ke Gaza utara yang difasilitasi oleh pasukan Israel. Sepuluh misi ditolak, 30 dihalangi, dan 12 dibatalkan.
Baca juga: Anak-anak Tewas Saat Serangan Israel Meningkat di Gaza
Tentara Israel mengklaim bahwa mereka tidak melukai warga sipil dan telah mengeluarkan perintah evakuasi. Namun, sedikitnya tujuh warga sipil Palestina tewas di Shujayea pada hari Jumat. Mereka adalah warga Palestina yang telah terusir berkali-kali oleh pasukan Israel, dan yang mengatakan bahwa mereka tidak punya tempat lain untuk dituju.