Gaza, Purna Warta – Kecaman global mengalir menyusul serangan mematikan baru-baru ini yang dilakukan pasukan pendudukan Israel terhadap warga sipil Palestina yang mencari bantuan makanan di Jalur Gaza yang terkepung, yang terus-menerus dibombardir oleh rezim ilegal tersebut selama lima bulan terakhir.
Baca Juga : Peluang Terbaik Iran untuk Jadi Pusat Energi Kawasan
Setidaknya 112 orang tewas dan lebih dari 750 lainnya terluka pada hari Kamis ketika pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah warga Palestina yang mengepung konvoi 38 truk bantuan di Gaza, dan Kementerian Kesehatan Palestina menyebut insiden tersebut sebagai “pembantaian.”
Kejahatan terbaru Israel terjadi ketika LSM dan pakar PBB dalam beberapa kesempatan menyuarakan kekhawatiran akan kelaparan di wilayah yang terkepung, yang sepenuhnya terputus dari bantuan pendudukan sejak Oktober tahun lalu.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada hari Jumat menyatakan “terkejut” dan “secara serius” mengutuk serangan terhadap warga Palestina yang sedang berjuang untuk mendapatkan bantuan di Gaza.
“Tiongkok terkejut dengan kejadian ini dan mengutuk keras hal tersebut,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning. “Kami mengungkapkan kesedihan kami terhadap para korban dan simpati kami terhadap mereka yang terluka.”
Mao juga meminta entitas pendudukan untuk “segera” menerapkan gencatan senjata dan melindungi keselamatan warga sipil Palestina di Gaza.
“Tiongkok mendesak pihak-pihak terkait, terutama Israel, untuk segera melakukan gencatan senjata dan segera mengakhiri pertempuran, dengan sungguh-sungguh melindungi keselamatan warga sipil, memastikan bantuan kemanusiaan dapat masuk, dan menghindari bencana kemanusiaan yang lebih serius,” tambah juru bicara tersebut.
Baca Juga : Di Aljazair, Presiden Iran Adakan Pembicaraan dengan Pemimpin Negara Sahabat
Dalam sebuah postingan di platform media sosial X, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan “kecaman kerasnya atas penembakan ini dan menyerukan kebenaran, keadilan, dan penghormatan terhadap hukum internasional.”
Arab Saudi mengecam keras apa yang disebutnya sebagai “penargetan” terhadap warga sipil tak bersenjata, sementara Kuwait dan Uni Emirat Arab juga mengeluarkan kecaman.
Qatar memperingatkan bahwa “pengabaian Israel terhadap darah warga Palestina… (akan) membuka jalan bagi perluasan siklus kekerasan.”
Turki mengatakan insiden itu “adalah bukti bahwa (Israel) secara sadar dan kolektif bertujuan untuk menghancurkan rakyat Palestina.”
Menteri Luar Negeri Spanyol mengatakan peristiwa yang “tidak dapat diterima” ini menggarisbawahi “pentingnya gencatan senjata,” sementara Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengungkapkan kengeriannya atas “pembantaian kembali warga sipil di Gaza yang sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.”
Israel melancarkan perang genosida di Gaza pada tanggal 7 Oktober setelah kelompok perlawanan Hamas Palestina melakukan Operasi Badai Al-Aqsa terhadap entitas perampas tersebut sebagai pembalasan atas kekejaman yang semakin intensif terhadap rakyat Palestina.
Baca Juga : Iran dan Aljazair Tandatangani 6 Kesepakatan Kerja Sama
Sejak dimulainya serangan, rezim Tel Aviv telah membunuh 30.035 warga Palestina dan melukai 70.457 lainnya.
Rezim Tel Aviv juga telah memberlakukan “pengepungan total” terhadap wilayah tersebut, memutus bahan bakar, listrik, makanan dan air bagi lebih dari dua juta warga Palestina yang tinggal di sana.