Sendok; Simbol Baru Kebebasan Palestina

Pengunjuk rasa Palestina mengangkat sendok saat mereka menghadapi pasukan keamanan Israel di desa Beita, Tepi Barat, pada 10 September 2021.

Yerusalem, Purna Warta – Sendok sederhana telah ditempatkan di samping bendera dan spanduk tradisional sebagai simbol perlawanan Palestina, setelah para tahanan dikatakan telah melakukan pembobolan penjara paling spektakuler di Israel dengan sendok tersebut.

Ketika enam warga Palestina melarikan diri melalui terowongan pada 6 September dari penjara Gilboa yang mempunyai keamanan tinggi, jejaring sosial berbagi gambar terowongan di kaki wastafel, dan sebuah lubang digali di luar.

Sebuah tagar “sendok ajaib” menunjukkan bagaimana prestasi itu bisa terjadi.

Tetapi apakah benda tersebut benar-benar terlibat atau perannya sudah matang, pada awalnya tidak jelas.

Kemudian pada hari Rabu (15/9) seorang pengacara salah satu buronan yang telah ditangkap kembali mengatakan kepada AFP bahwa kliennya, Mahmud Abdullah Ardah mengatakan bahwa dia telah menggunakan sendok, piring dan bahkan pegangan ketel untuk menggali terowongan dari selnya.

“Dia mulai mencari jalan keluar dari institusi Israel utara pada bulan Desember,” kata pengacara Roslan Mahajana.

Ardah adalah salah satu dari empat buronan yang kemudian ditangkap setelah tentara mengerahkan pasukan ke Tepi Barat yang diduduki secara besar-besaran.

Keenamnya dituduh merencanakan atau melakukan serangan terhadap Israel.

Dua pria belum tertangkap paska pelarian tersebut. Israel telah memulai penyelidikan atas penyimpangan yang menyebabkan insiden memalukan itu, yang mana hal tersebut dianggap warga Palestina sebagai sebuah kemenangan.

“Dengan tekad, kewaspadaan, kecerdikan, dan sebuah sendok, adalah hal yang memungkinkan para tahanan untuk menggali terowongan untuk melarikan diri,” kata penulis Sari Orabi di situs Arabi 21.

Kartunis Palestina Mohammed Sabaaneh mengatakan pelarian itu telah menimbulkan “humor hitam” dan mengekspos sistem keamanan Israel untuk diejek.

Dia telah membuat beberapa gambar yang menampilkan benda tersebut, termasuk yang berjudul “Terowongan Kebebasan”.

Masalah ini juga menimbulkan kekaguman di luar wilayah Palestina, di mana sendok telah dibawa dalam demonstrasi untuk mendukung tahanan di penjara Israel.

Di Kuwait, seniman Maitham Abdal memahat tangan raksasa yang menggenggam sendok dengan kuat. Ia menyebutnya “sendok kebebasan”.

Terinspirasi dari hal serupa, desainer grafis yang berbasis di Amman, Raed al-Qatnani secara simbolis menggambarkan enam siluet diwakili oleh sendok yang menjembatani kebebasan.

Baginya, hal tersebut juga membangkitkan berbagai aksi mogok makan yang dilakukan oleh para tahanan Palestina untuk memprotes penahanan mereka.

Di Tulkarem, sebuah kota di Tepi Barat yang diduduki Israel sejak 1967, pelarian tersebut membawa kembali kenangan bagi Ghassan Mahdawi. Dia dan tahanan lain melarikan diri dari penjara Israel pada tahun 1996 melalui terowongan yang digali bukan menggunakan peralatan dapur melainkan paku.

Dia telah ditangkap karena menjadi anggota kelompok bersenjata selama intifada Palestina pertama, yang berlangsung hingga awal 1990-an.

“Tidak ada yang tidak bisa dilakukan oleh narapidana dan selalu ada cacat dalam sistem tersebut,” kata Mahdawi, yang telah tertangkap kembali oleh pasukan Israel dan kemudian dibebaskan setelah total 19 tahun ditahan.

Dalam pandangannya, para pelarian terbaru mungkin telah menggunakan alat selain sendok yang diperoleh di dalam penjara untuk melakukan apa yang diimpikan oleh setiap tahanan, namun hanya sedikit yang bisa mencapainya.

“Melarikan diri dari penjara Israel adalah sesuatu yang dipikirkan setiap narapidana,” kata Mahdawi.

Melakukannya dengan sendok adalah sesuatu yang akan tercatat dalam sejarah.” Tambahnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *