HomeInternasionalPalestinaSemakin Khawatir, Warga Israel Tinggalkan Wilayah Pendudukan

Semakin Khawatir, Warga Israel Tinggalkan Wilayah Pendudukan

Tel Aviv, Purna Warta – Angka terbaru telah mengungkapkan peningkatan tajam dalam imigrasi pemukim Israel dari wilayah pendudukan ke luar negeri sejak dimulainya perang genosida rezim Tel Aviv di Jalur Gaza yang terkepung pada awal Oktober tahun lalu.

Surat kabar berbahasa Ibrani Maariv melaporkan bahwa tujuh bulan pertama tahun ini menyaksikan imigrasi 40.000 pemukim, setara dengan tiga kali lipat tingkat imigrasi sebelum agresi brutal, karena 2.000 orang lebih berimigrasi setiap bulan daripada tahun-tahun sebelumnya.

Selain itu, hampir satu juta pemukim telah memperoleh paspor asing dalam beberapa tahun terakhir sebagai polis asuransi jika terjadi perang besar-besaran.

Mengenai transfer keuangan ke luar negeri, Maariv melaporkan bahwa pemukim Israel mentransfer $7 miliar ke luar negeri dalam bentuk simpanan selama tujuh bulan pertama.

Surat kabar itu juga menggambarkan hal ini sebagai “brain drain”, karena para imigran termasuk dokter, ilmuwan, apoteker, dan pakar teknologi tinggi.

Bulan lalu, data dari Biro Statistik Pusat (CBS) menunjukkan peningkatan dramatis dalam jumlah pemukim Israel yang meninggalkan wilayah pendudukan secara permanen pada tahun 2022 dan pada paruh pertama tahun 2023.

Menurut angka yang dikutip oleh Channel 13, sekitar 31.000 warga Israel dinyatakan berimigrasi pada tahun 2021, yang berarti mereka meninggalkan wilayah tersebut setahun lebih awal (dibandingkan dengan 29.000 yang kembali), 38.000 dinyatakan demikian pada tahun 2022 (dengan 23.000 yang kembali), sementara 55.300 ditetapkan pada tahun 2023 telah pindah ke luar negeri (27.000 yang kembali), menandai lonjakan lebih dari 50 persen.

Sekitar 40.400 pemukim Israel dikatakan telah meninggalkan wilayah pendudukan, menurut laporan tersebut.

Pada bulan Juli, Channel 12 mengutip data CBS yang menunjukkan bahwa jumlah pemukim Israel yang secara permanen meninggalkan tanah yang diduduki melonjak setelah Operasi Banjir Al-Aqsa yang mengejutkan dan berskala besar oleh Hamas dan kelompok perlawanan lain yang berbasis di Gaza pada tanggal 7 Oktober tahun lalu dan pecahnya perang berikutnya di Gaza.

Must Read

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here