Gaza, Purna Warta – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan “peningkatan yang berarti” dalam bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Gaza, dengan alasan bahwa “langkah-langkah yang tersebar” yang dilakukan Israel tidak cukup untuk mencegah malnutrisi dan penyakit di kalangan penduduk daerah kantong tersebut.
Perdana Menteri rezim Israel, Benjamin Netanyahu, pada hari Jumat, menyetujui pengiriman bantuan kemanusiaan “sementara” ke Gaza utara melalui pos pemeriksaan Erez, yang sebelumnya ditutup sejak Israel memulai pengepungan total pada 7 Oktober.
Baca Juga : NATO Didirikan Untuk Menyelesaikan Masalah Yang Mereka Buat Sendiri
“Kita memerlukan perubahan paradigma, bukan hanya tindakan yang tersebar,” kata Guterres kepada wartawan di New York pada hari Jumat.
Sejak dimulainya perang Israel di Gaza, bantuan hanya masuk ke Gaza melalui penyeberangan Rafah dengan Mesir di selatan. Namun, Israel yang menentukan kapan penyeberangan dibuka, dan pasukan Israel memeriksa setiap truk yang lewat.
Berkaca pada kunjungannya baru-baru ini ke Rafah, Guterres mengamati bahwa “antrean panjang truk yang memuat bantuan kemanusiaan terus menghadapi rintangan demi rintangan.”
“Ketika gerbang bantuan ditutup, pintu kelaparan pun terbuka,” tegasnya.
Sebuah laporan yang didukung PBB bulan lalu memperingatkan bahwa lebih dari 70% dari 2,3 juta penduduk Gaza mengalami “kelaparan yang sangat besar,” dengan kondisi kelaparan yang terjadi di bagian utara Jalur Gaza.
Baca Juga : Pejabat Ukraina Menjadi Semakin Kaya Ditengah Konflik
“Ini tidak dapat dipahami dan sepenuhnya dapat dihindari,” tegas Guterres.
Israel menghadapi kecaman internasional setelah militernya membunuh tujuh pekerja kemanusiaan dalam serangan pesawat tak berawak terhadap konvoi bantuan yang ditandai dengan jelas pada hari Senin. Di tengah laporan mengenai penargetan yang disengaja dan kecaman internasional, militer Israel terpaksa mengakui kesalahannya pada hari Jumat, dengan mengumumkan pemecatan dua perwira senior yang terlibat dalam perintah serangan tersebut.