Gaza, Purna Warta – Serangan Israel baru telah menewaskan lebih dari selusin orang, termasuk tujuh anak-anak, di wilayah yang terkepung itu saat rezim tersebut terus tingkatkan serangan militer berdarah terhadap warga Palestina.
Baca juga: Kantor Media Pemerintah Gaza: Israel telah Mengubah Air Menjadi Alat Genosida
Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan jenazah 10 orang, termasuk tujuh anak-anak, dibawa ke rumah sakit setelah Israel terus tingkatkan serangan udara yang menargetkan rumah keluarga al-Farra di pusat Khan Younis. Saksi mata melaporkan tembakan tank Israel yang terus-menerus dan intensif di kota itu.
Selain itu, satu warga Palestina tewas dan empat lainnya terluka setelah serangan udara terhadap sekelompok warga sipil di Rafah.
Di Gaza bagian tengah, pesawat tanpa awak Israel menyerang sekelompok warga sipil di Deir el-Balah, yang kemudian menyebabkan sejumlah korban dipindahkan ke Rumah Sakit al-Aqsa.
Dua orang lagi tewas dalam serangan Israel yang menargetkan sekelompok warga sipil di daerah al-Atatra di kota utara Beit Lahia.
Pada Jumat pagi, militer Israel mengeluarkan pemberitahuan evakuasi yang “mendesak dan serius” bagi penduduk yang tinggal di berbagai lingkungan di sebelah timur Kota Gaza.
Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Jumat mengatakan analisisnya terhadap 36 serangan Israel baru-baru ini di Gaza menunjukkan hanya wanita dan anak-anak yang tewas dan mengecam biaya manusia dari perang tersebut.
Juru bicara Ravina Shamdasani mengutip serangan pada tanggal 6 April terhadap sebuah bangunan tempat tinggal keluarga Abu Issa di Deir al-Balah, yang dilaporkan menewaskan seorang gadis, empat wanita, dan seorang anak laki-laki berusia empat tahun.
Bahkan daerah-daerah tempat warga Palestina diperintahkan untuk pergi dalam sejumlah besar “perintah evakuasi” Israel juga menjadi sasaran serangan, katanya.
Israel mengatakan pasukannya merebut “daerah yang luas” di Gaza dan menggabungkannya ke dalam zona penyangga yang dibersihkan dari penduduknya.
Kantor hak asasi manusia PBB memperingatkan bahwa perluasan perintah evakuasi Israel mengakibatkan “pemindahan paksa” orang-orang ke wilayah yang semakin menyempit di wilayah Palestina yang dilanda perang.
“Mari kita perjelas, apa yang disebut perintah evakuasi ini sebenarnya adalah perintah pemindahan, yang mengarah pada pemindahan penduduk Gaza ke wilayah yang semakin menyempit,” kata Shamdasani.
“Pengusiran penduduk sipil secara permanen di wilayah yang diduduki sama saja dengan pemindahan paksa, yang merupakan pelanggaran berat terhadap Konvensi Jenewa Keempat, dan merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.”
Berbicara kepada wartawan di Jenewa, Shamsadani mengatakan antara 18 Maret dan 9 April, ada sekitar 224 insiden serangan Israel terhadap bangunan tempat tinggal dan tenda untuk pengungsi internal.
Baca juga: Analisis PBB Ungkap 36 Serangan Israel di Gaza hanya Tewaskan Perempuan dan Anak-anak
“Dalam sekitar 36 serangan yang informasinya diperkuat oleh Kantor Hak Asasi Manusia PBB, korban tewas yang tercatat sejauh ini hanya perempuan dan anak-anak,” katanya.
“Secara keseluruhan, sebagian besar korban tewas adalah anak-anak dan perempuan, menurut informasi yang dicatat oleh Kantor kami,” tambahnya.
PBB: 12.500 pasien Gaza masih membutuhkan evakuasi medis
Pada hari Kamis, wakil juru bicara PBB Farhan Haq mengatakan masih ada sekitar 12.500 pasien di Gaza yang sangat perlu dievakuasi untuk perawatan medis.
Haq mendesak agar lembaga medis diberdayakan untuk melakukan evakuasi ini melalui semua penyeberangan dan koridor yang dapat diakses.
Dalam jumpa pers yang diadakan di New York, Haq menegaskan kembali kebutuhan mendesak untuk membuka kembali penyeberangan perbatasan guna memfasilitasi masuknya pasokan vital ke Gaza, memperingatkan bahwa sumber daya saat ini terkuras dengan cepat karena krisis kemanusiaan semakin memburuk.
Menurut Haq, lebih dari 60.000 anak Palestina di Gaza mengalami kekurangan gizi, terutama karena bahan bakar dan sumber daya di dapur amal yang dikelola masyarakat dengan cepat habis.
Sejumlah organisasi internasional dan lokal telah memperingatkan tentang dampak buruk dari meningkatnya blokade Israel, dan memperkirakan potensi eskalasi menjadi kelaparan yang meluas yang memengaruhi penduduk Palestina.
Lebih dari 50.800 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, telah tewas di Gaza dalam serangan militer Israel sejak Oktober 2023.