Gaza, Purna Warta – Senjata dan bahan peledak militer telah menewaskan jumlah anak terbesar di seluruh dunia pada tahun 2024, dengan Jalur Gaza mencatat angka kematian tertinggi, menurut sebuah organisasi kemanusiaan terkemuka untuk anak-anak.
Save the Children mengatakan dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Kamis bahwa senjata peledak menewaskan atau melukai anak-anak pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh dunia tahun lalu.
Melampaui semua wilayah lain di dunia, pasukan Israel telah membunuh sedikitnya 20.000 anak di Gaza sejak Tel Aviv melancarkan perang genosida terhadap warga Palestina pada Oktober 2023, menurut laporan tersebut.
LSM itu menyatakan bahwa ketika peperangan semakin banyak berlangsung di wilayah perkotaan, jumlah korban anak terus meningkat.
Awal tahun ini, Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) melaporkan bahwa rezim Israel bertanggung jawab langsung atas kematian atau luka pada lebih dari 50.000 anak di Gaza.
Setelah Gaza, wilayah pendudukan Tepi Barat, Sudan, Myanmar, Ukraina, dan Suriah menjadi zona konflik yang menimbulkan korban anak terbanyak pada 2024, tambah laporan itu.
Di masa lalu, anak-anak di zona konflik lebih mungkin meninggal akibat malnutrisi, penyakit, atau keruntuhan sistem kesehatan dibandingkan senjata peledak. Namun kini, para pejabat LSM memperingatkan bahwa di banyak wilayah perang, anak-anak justru menjadi sasaran secara sengaja.
“Dunia sedang menyaksikan kehancuran masa kanak-kanak secara disengaja — dan buktinya tidak terbantahkan,” kata Narmina Strishenets, penasihat senior advokasi konflik dan kemanusiaan di Save the Children UK.
“Anak-anak membayar harga tertinggi dalam peperangan masa kini… Rudal jatuh di tempat anak-anak tidur, bermain, dan belajar — menjadikan tempat yang seharusnya paling aman, seperti rumah dan sekolah mereka, sebagai perangkap maut.”
Tubuh anak-anak yang lebih kecil serta organ yang masih berkembang membuat luka akibat ledakan jauh lebih parah, dan proses pemulihan menjadi lebih rumit serta berkepanjangan.
“Anak-anak jauh lebih rentan terhadap senjata peledak daripada orang dewasa,” kata Paul Reavley, dokter spesialis emergensi anak dan salah satu pendiri Paediatric Blast Injury Partnership, sebuah koalisi antara Save the Children UK dan para ahli medis.
“Anatomi, fisiologi, perilaku, serta kebutuhan psikososial mereka membuat mereka menjadi kelompok yang paling terdampak.”
Sejak rezim Israel melancarkan perang genosida di Gaza, hampir 70.000 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak.


